Selasa, 22 Februari 2011

Kanker Moral Stadium 4


perkembangan teknologi akhir-akhir ini semakin meningkat, terkadang membuat kita merasa enjoy karna tugas2 kita terbantu dan menjadi lebih mudah, namun terkadang juga bikin repot contohnya saja kasus yang menghebohkan Indonesia dimana seorang anak SD kelas 4 sudah melakukan tindak kriminal dengan memperkosa tetangganya yang masih TK (nau'dzubillahimindhalik) smoga Alloh mengampuni mereka. kasus tersebut dipacu oleh Hp dan Video2 porno yang marak beredar sehingga anak2 dibawah umur mudah untuk mengkonsumsinya mentah-mentah.sungguh ironis memang anak yang seharusnya masih memiliki pikiran bersih dan jujur skarang ini sudah tidak ada lagi tergerus oleh perkembangan yang membuat mereka meninggalkan pikiran anak2 dan menuju kedewasaan yang belum saatnya mereka sambut.sudah saatnya kita mengadakan reformasi pada dunia IPTEK sehingga IPTEK tak lagi bikin repot.

IPTEK jika dibarengi dengan IMTAQ insya Alloh sgalanya akan terkontrol karena sesungguhnya kehidupan akan berjalan baik jika Alloh slalu membimbing kita menuju jalan yang terbaik. namun sayang kurikulum pendidikan di Indonesia 70% adalah pendidikan umum sedangkan pendidikan akhlak, moral dan agama hanya 30%. jumlah 30% sangat kurang, padahal moral bangsa ini sudah terkena kanker stadium 4, kalau tidak segera di operasi nyawa moral bisa terbang dan siap2lah untuk kehancuran Indonesia.

Saya sangat berharap sekali kepada para pejabat, penguasa, pablik figur dan terutama para penebar dakwah, marilah kita bersama-sama menyelamatkan Moral, akidah dan akhlak bangsa ini agar tidak mati sia-sia. banyak cara untuk menyelamatkan Moral misalnya :
1. lembaga sensor harus benar2 melakukan tugasnya, jangan karna uang kalian rela melegalkan racun yang jelas2 berbahaya
2. Kepada Menteri Pendidikan, sebaiknya Mapel Agama dimasukkan ke dalam Ujian Nasional agar generasi muda setidaknya tahu moral itu apa
3. Kepada para pablik figur terutama perempuan, berpakaianlah yang sopan, jangan mengumbar aurat dengan berpakaian compang camping/pakaian yang belm jadi, Masya Alloh kalian adalah perempuan2 yang dulu diselamatkan Nabi Muhammad dari gelapnya zaman jahiyah, kenapa sekarang kalian mau kembali lagi k'zaman yang gelap gulita??? tidak adakah keinginan kalian untuk menikmati harumnya Surga????
4. Kepada para penebar dakwah tugas kalian sangat banyak, dan saya yakin hanya dengan k'istiqomahan yang tinggi kalian mampu untuk tetap menapaki jalan dakwa dengan menggiring orang2 yang tersesat untuk kembali kepada jaln yng D'ridloi Alloh

tidak hanya mereka yang bertugas untuk menyelamatkan nyawa moral, tapi ORANG TUA sangat penting perananya, karena hanya dengan kasih sayang dan perlindunganya moral akan merasa damai dan memiliki motivasi untuk tetap hidup. MARI SELAMATKAN MORAL BANGSA INI AGAR MORAL TETAP BISA TERSENYUM DI BUMI INDONESIA^_^

Selasa, 15 Februari 2011

PROPOSAL SKRIPSI GENDER

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cara untuk dapat mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak semata-mata didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah saja. Demikian juga tidak perlu harus terjun masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan, tetapi dapat dilakukan dengan cara menggali karya-karya sastra seperti buku-buku sastra, novel, puisi, syair atau lirik lagu. Suatu hal yang dapat dimengerti bahwa karya sastra merupakan suatu produk kehidupan yang banyak mengandung nilai-nilai sosial, politis, etika, dan religi.
Seorang pengarang dapat mempengaruhi suatu kebudayaan masyarakat tertentu dibalik karya sastra yang diciptakannya. Misalnya, pengarang meng-ubah pola pikir masyarakat. Sastra bisa mengandung gagasan yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial. Paham tentang perem-puan sebagai orang lemah lembut, permata bunga, dan sebaliknya laki-laki sebagai orang yang cerdas, aktif dan sejenisnya selalu mewarnai sastra kita. Seorang sastrawan, jika berjenis kelamin laki-laki, tentu obsesinya bercampur dengan bayangan-bayangan erotis yaitu mengeksploitasi tubuh kaum perempuan lewat karyanya.
Sastrawan laki-laki ketika berbicara tentang perempuan sering tersurat memojokkan. Nasib perempuan pada pihak yang “minus” atau negatif, bahkan sering sampai ketitik sengsara batin. Perempuan hanya sekadar objek. Memang betul perempuan adalah swarga nunut nraka katut. Konsep ini telah membelenggu hingga mendorong perempuan kesudut keterpurukan nasib. Sebagian besar karya sastra selalu menampilkan stereotipe wanita sebagai ibu, yang bersifat manja, pelacur dan sebagainya (Endraswara, 2003:145).
Berbicara perempuan terkait dengan gender yaitu kontruksi sosial yang mengatur dan menempatkan perempuan pada posisi yang berbeda dengan laki-laki. Hal ini menyangkut hak, kewajiban, peranan, dan tanggung jawab. Laki-laki dan perempuan adalah mahkluk yang sama di depan Tuhan. Laki-laki maupun perempuan mempunyai martabat yang sama, keduanya memiliki nilai kemanusiaan yang layak untuk dihargai dan dihormati karena semuanya adalah manusia.
Perbedaan gender (gender differences) tidak menjadi masalah sepan-jang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities). Perempuan tersubordinasi oleh faktor-faktor yang dikonstruksikan secara sosial. Hal ini disebabkan karena belum terkondisinya konsep gender dalam masyarakat yang mengakibatkan adanya diskriminasi kerja bagi perempuan. Diskriminasi ini mengakibatkan posisi perempuan menjadi lebih rentan karena posisinya yang pincang di mata masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun politik.
Pandangan masyarakat tentang perempuan sebenarnya merupakan kosekwensi dari adanya perbedaan seksualitas manusia. Perbedaan seksualitas itu ada nilai-nilai tertentu (yang dilestarikan melalui proses sosialisasi) yang membenarkan laki-laki memiliki kekuasaan yang sah atas perempuan dan perempuan tidak memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk mempertahankan diri (Carol Smart:1980:140) sebagaimana dikutip oleh Nursyahbani Katja-sungkana (2001).
Lemahnya posisi perempuan dimata masyarakat mengakibatkan timbulnya gerakan feminisme. Gerakan feminisme bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender salah satu wahana yang digunakan untuk menyadarkan masyarakat akan ketimpangan sosial adalah melalui karya sastra. Namun masyarakat Indonesia kurang berminat terhadap karya sastra tulis, maka ditampilkanlah melalui Lirik lagu. Karya sastra berupa lirik lagu lebih mudah diterima oleh masyarakat karena, lirik lagu sering kali diperdengarkan di radio-radio maupun stasiun televisi sehingga mampu mempengaruhi cara pandang masyarakat.
Dengan demikian maka peneliti mengambil Karya sastra berupa lirik lagu ciptaan Iwan Fals. Iwan Fals adalah seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu yang beraliran pop dan merupakan legenda hidup di Indonesia. Di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti lagu Tarmijah dan Problemnya dan Tince Sukarti Binti Mahmud), empati bagi kelompok marginal (misalnya lagu Bunga Trotoar dan Perempuan Malam) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakanya.
Berdasarkan objek penelitian karya sastra yang berupa lirik lagu, maka peneliti membahas KUMPULAN LIRIK LAGU CIPTAAN IWAN FALS DALAM PANDANGAN GENDER. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kedudukan/peran perempuan, mengungkap ketidakadilan gender yang dialami perempuan dan faktor apa saja yang menyebabkan ketidakadilan gender dalam kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals.

B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ilmiah harus selalu diperhatikan. Hal ini dimakhsudkan agar objek dapat digambarkan dengan jelas sesuai dengan permasalahan yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak penafsiran. Batasan masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan pada pandangan gender dalam kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals diantaranya Ibu, Perempuan Malam, Mak, Bunga Trotoar, Mata Indah Bola Pingpong, Tarmijah dan Problemnya, Tince Binti Sukarti, 14-04-84, Negara, dan dongeng sebelum tidur. Dengan adanya batasan masalah diharapkan dalam pembahasan mengenai kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals dalam pandangan gender dapat terfokus secara jelas mengenai masalah yang akan dibahas.

C. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah dalam penelitian Kumpulan Lirik Lagu Ciptaan Iwan Fals dalam Pandangan Gender, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah gambaran kedudukan atau peran perempuan dalam kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals?
2. Bagaimanakah ketidakadilan gender yang dialami perempuan dalam kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals?
3. Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya ketidakadilan gender yang dilukiskan dalam kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan kedudukan atau peran perempuan, mengungkap ketidakadilan gender dan faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya ketidakadilan gender. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif.

E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Manfaat yang diharapkan secara teoritis dari penelitian ini yaitu memberikan sumbangan pemikiran tentang pandangan gender dalam karya sastra berupa lirik lagu.
2. Secara Praktis
Manfaat yang diharapkan secara praktis dari penelitian ini dapat digunakan bagi semua pihak yang berkepentingan mengenai pembahasan gender dan untuk menambah wawasan bagi pembaca pada umumnya.



F. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang perlu diberi penegasan supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsirannya. Penegasan istilah dipandang perlu untuk mempertegas konsep atau pengertian yang dimaksud dengan judul penelitian istilah-istilah yang dimaksud adalah :
1. Kumpulan Lirik adalah sesuatu kumpulan karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi (KBBI, 2001:678)
2. Lagu adalah melodi yang dapat dinyanyikan dengan syair atau lirik (Tyas, 2007:101)
3. Ciptaan adalah kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif (KBBI, 2001: 215).
4. Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir 3 September 1961 di Jakarta) adalah seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu yang beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Iwan Fals selalu menjadi pembicaraan karena selalu menyuarakan pesan keadilan lewat tembang-tembangnya. Walaupun penyanyi dan penulis lagu berusia 40 tahun ini belum mengeluarkan album baru sejak tahun 1993 wajahnya masih banyak terpampang di becak dan gerobak dorong di desa-desa kecil di seluruh pelosok Indonesia. Ketenaran iwan Fals tak memudar terutama di hati orang-orag kecil, sebab pesan-pesan dalam lagunya masih tetap sesuai dengan keadaan zaman (Tyas, 2007:101)
5. Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional atau keibuan. Sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa (Fakih,1999:8).

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Gender
Gender adalah perbedaan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Gender belum tentu sama di tempat yang berbeda, dapat berubah dari waktu ke waktu. Seks atau kodrat adalah jenis kelamin yang terdiri dari perempuan dan laki-laki yang telah ditentukan oleh Tuhan dan tidak dapat ditukar atau diubah. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, sekarang dan berlaku selamanya.
Ketentuan gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka berada. Gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau dikonstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
Gender juga dapat diartikan sebagai konsep yang merujuk pada suatu sistem peranan dan hubungannya antara perempuan dan laki-laki yang tidak ditentukan oleh perbedaan biologis akan tetapi oleh lingkungan sosial, politik, dan ekonomi. Konsep gender yang perlu dipahami dalam membahas masalah kaum perempuan adalah membedakan konsep seks (jenis kelamin) dan konsep gender. Pemahaman dan pembedaan antara konsep seks dan gender sangat diperlukan dalam melakukan analisis untuk memahami persoalan-persoalan ketidakadilan sosial yang menimpa kaum perempuan. Hal ini disebabkan ada kaitan yang erat antara perbedaan gender (gender difference) dan ketidak-adilan gender dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara lebih luas (Fakih, 1999:3).
Tuntutan masyarakat sifat-sifat yang dimiliki jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak selalu sama, tergantung pada lingkungan budaya, tingka-tan sosial ekonomi, umur dan agama. Berbagai faktor lingkungan budaya, tingkatan sosial ekonomi, umur dan agama akan menentukan derajat perbe-daan pembagian sifat antara laki-laki dan perempuan, sehingga melahirkan konsep gender.
Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan gender itu? Pemahaman dan perbedaan terhadap kedua konsep tersebut sangat diperlukan. Pengertian jenis kelamin merupakan penafsiran atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala dan memroduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahir-kan, memproduksi telur, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan laki-laki selama-nya, artinya secara biologis tidak dapat dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan.
Konsep gender menurut Mansour Fakih (2001:7) yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertu-karkan. Artinya, ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dan sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain.
Gender juga dapat diartikan sebagai konsep sosial yang membedakan (dalam arti: memilih atau memisahkan) peran antara laki-laki dan perempuan. Pada latar budaya dan kelas sosial tertentu, perempuan dikonstruksikan untuk mengurus anak dan suami di rumah, sedang laki-laki mencari nafkah di luar rumah, namun dalam latar budaya dan kelas sosial yang lain, perempuan yang bekerja mencari nafkah di luar rumah, sedangkan laki-laki mengasuh anaknya di rumah. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan perkembangan waktu dan budaya tersebut yang disebut konsep gender. Jadi, bukan ciri biologis yang melekat secara alamiah dan kodrati (Prabasmoro, 2006:44).
Berdasarkan uraian tentang konsep gender dapat dikatakan bahwa inti dari konsep gender yaitu, mewujudkan pembedaan terhadap kaum perempuan, agar memiliki peran sejajar dengan kaum laki-laki dalam masyarakat.



B. Kedudukan atau Peran Perempuan
Peran merupakan pola perilaku yang ditentukan bagi seorang yang mengisi kedudukan tertentu. Keberadaan peran manusia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak bisa dilepaskan dari atribut-atribut sosial yang melekat secara kultural pada diri mereka.
Kaum laki-laki dan perempuan memiliki peran gender yang berbeda. Terdapat perbedaan pekerjaan yang dilakukan mereka di dalam masyarakat disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari lingkungan alam, hingga cerita dan mitos-mitos yang digunakan untuk memecahkan teka-teki perbedaan jenis kelamin. Mengapa perbedaan itu tercipta dan bagaimana dua orang berlainan jenis dapat berhubungan baik satu dengan yang lainnya dan dengan sumber daya alam sekitarnya.
Beberapa faktor yang menandakan peran gender yang berbeda membuat perempuan memiliki peranan yang patut untuk dihargai. Peranan perempuan sebagai seorang istri yang mumpuni dan menjadi ibu yang mampu bertanggung jawab bersama dengan suami menciptakan generasi penerus yang tangguh dan hebat. Perempuan juga diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, selalu menjadi penentu kebijaksanaan dan pengambil keputusan atau pemimpin sejajar dengan suami. Seorang ibu adalah pendidik utama dan pertama serta pengendali kesehatan keluarga yang utama juga (Kartono, 1992:9).
Perempuan sebagai mahluk sosial, tidak bisa lepas dari lingkungan sosial masyarakat sekitarnya. Perempuan mempunyai kesempatan untuk melakukan kegiatan di luar rumah, yang biasa disebut sektor publik. Perempuan harus berperan serta dalam kegiatan organisasi sosial, organisasi perempuan bahkan meniti karier, menambah wawasan pandangan perempuan dan mencari nafkah tambahan.
Perempuan harus memiliki peran ganda yaitu dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Kedua peran perempuan tersebut harus dijalankan secara seimbang, karena perempuan tidak bisa lepas dari kodrat dan kultur yang ada.

C. Ketidakadilan Gender
Perbedaan gender telah melahirkan perbedaan peranan sosial. Kehidupan publik juga tidak jauh berbeda, perempuan menjadi subordinasi laki-laki. Setiap keputusan penting bagi perempuan senantiasa menjadi hak laki-laki. Karir perempuan pun tergantung pada laki-laki, izin dari suami diperlukan untuk menduduki jabatan atau mengemban tugas tertentu. Ketentuan ini hampir tidak ditemukan pada suami untuk minta izin dari istrinya ketika akan dipromosikan pada kedudukan atau tugas tertentu. Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (Fakih:1999:12).
Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur bagi kaum laki-laki dan perempuan untuk menjadi korban dari sistem tersebut. Memahami bagaimana perbedaan gender menyebabkan ketidakadilan gender, dapat dilihat melalui berbagai manifestasi ketidakadilan yang ada. Antara laki-laki dan perempuan dilahirkan dalam kedudukan yang sederajat. Kehidupan sosial antara laki-laki dan perempuan, memiliki hak yang sama. Perbedaan hanyalah dalam hal masalah kodrati, seperti menyusui, melahirkan, dan menstruasi (Sudjana, 2005:39).
Perbedaan gender merupakan akibat dari budaya patriarki yang begitu melekat dalam masyarakat sehingga, sering terjadi diskriminasi gender. Gender sendiri diartikan sebagai pembagian peran-peran dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan oleh masyarakat. Termasuk dalam konsep gender adalah harapan-harapan masyarakat mengenai ciri-ciri, sikap, dan perilaku perempuan dan laki-laki (feminitas dan maskulinitas). Menurut Mansour Fakih (2001:13) ada lima aspek yang termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan gender yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi secara dialegtis yaitu marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan (violence) dan beban kerja lebih panjang (burden), serta sosialisasi ideologi nilai peran gender.
Berbagai bentuk ketidakadilan gender yang dialami perempuan mengakibatkan timbulnya gerakan perempuan (feminisme) yang sebelumnya sangat pasif, kini perempuan mulai aktif untuk memperjuangkan kepentingan-kepentinganya, baik kepentingan individu maupun kelompoknya.


D. Gerakan Feminisme
All men are created equal. Pernyataan itu tercantum dalam Declaration of Human Right. Secara harfiah titak ada yang salah dengan argumen tersebut, semua orang diciptakan sama. Diciptakan sama dapat diartikan sebagai pengakuan untuk memiliki hak yang merata. Hak untuk hidup, hak untuk bekerja, hak mendapatkan pendidikan dan sebagainya.
Pernyataan dalam Declaration of Human Right mulai menuai kritik ketika dihadapkan kepada mereka yang menjunjung feminisme. Dalam pembahasannya mereka mengatakan bahwa pada sepenggal argumen terdapat diskriminasi gender. Maksudnya, ada satu gender yang merasa tak terwakili oleh pernyataan tersebut; woman, perempuan. Ungkapan All men are created equal mengandung arti “semua laki-laki diciptakan sama” (Djayanegara, 2000:1). Pertanyaan muncul: Lalu di manakah posisi perempuan? Apakah fungsi dan kapasitas perempuan? Apakah mereka telah cukup terwakili oleh keberadaan laki-laki?
Pertanyaan dasar yang membuat gerakan feminisme semakin gencar. Perempuan tidak ingin berada dibawah sistem patriarki. Mereka ingin disamakan dalam segala hal karena bagaimanapun; secara garis besar, gerakan feminisme menuntut penyamarataan hak, martabat dan derajat kemanusiaan. Sehingga diharapkan mereka bisa berkecimpung dalam dunia mereka. Tak lagi terbelenggu oleh sistem yang konservatif (Prabasmoro, 2006:40).
Gerakan feminisme terus berlanjut. Para feminisme, dengan ideologinya, mempertahankan hak keperempuanan. Perjuangan untuk bisa lebih dihargai tersebut tak hanya dilakukan melalui politik, tapi juga melalui jalur-jalur lain. Salah satu contohnya bisa melalui budaya populer seperti film, musik, pertunjukan dan lain-lain.
Penyampaian feminisme jika diamati lebih teliti, sudah sering ditemukan walaupun melalui ketidaksengajaan. Misalnya, pada film Naga bonar Jadi 2, sebuah film yang memperoleh penghargaan sebagai film terbaik versi MTV Indonesian Movie Award (IMA) 2007. Dalam salah satu dialognya, karakter Naga Bonar berucap: “Perempuan tetap perempuan; ingin ditinggikan sebenang.” dapat dimaknai sebagai wujud keinginan perempuan yang ingin di hargai. Perempuan yang tak ingin hanya tunduk kepada sistem yang selama ini mengikatnya. Adapun pada kenyataannya yang mengucapkan ujaran tersebut adalah Naga Bonar yang notabenenya adalah laki-laki, paling tidak sudah merupakan suatu cerminan perempuan yang ingin diperlakukan sebagaimana mestinya oleh laki-laki [http://bahas.multiple.com/journal/item/20].
Gerakan feminisme juga terefleksi dari lirik-lirik lagu. Misalnya, lirik lagu ciptaan Iwan Fals seperti lagu Tarmijah dan Problemnya dan Tince Sukarti Binti Mahmud merupakan kritik atas perilaku sekelompok orang, empati bagi kelompok marginal dalam lagu Bunga Trotoar dan Perempuan Malam mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakanya.
Gerakan feminisme menandakan bahwa perempuan telah mendapatkan kebebasan baik dalam bidang politik, pendidikan, sosial maupun budaya.


E. Faktor-faktor Penyebab Ketidakadilan Gender
Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan gender, sehingga perbedaan itu mengakibatkan adanya diskriminasi atau ketidakadilan gender. Faktor penyebab ketidakadilan gender merupakan akibat adanya gender yang dikonstruksikan secara sosial dan budaya. Anggapan yang memojokkan kaum perempuan dalam konteks sosial menyebabkan beragai persoalan. Misalnya, perempuan selalu dianggap sebagai kaum lemah sedangkan laki-laki bersifat kuat dan agresif.
Kondisi yang memojokkan kaum perempuan tersebut juga didukung adanya mitos-mitos yang menjadi penyebab ketidakadilan gender. Misalnya laki-laki selalu dianggap bertindak berdasarkan rasional sedangkan kaum perempuan selalu mendahulukan perasaan, misalnya perempuan itu sebagai konco wingking (teman dibelakang), disamping itu dikatakannya bahwa laki-laki berada di dapur, maka rejekinya akan “seret”.
Kebanyakan mitos yang berkembang di masyarakat menguntungkan kaum laki-laki dan meminggirkan kaum perempuan. Semua ini disebabkan negara Indonesia menganut budaya patriarki yaitu suatu sistem dalam masyarakat yang menentukan ayah sebagai kepala keluarga dengan hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki (Prabasmoro, 2006:37).
Hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan mengakibatkan semua pekerjaan domestik menjadi tanggungjawab kaum perempuan sedangkan suami sebagai pengambil keputusan final, sebagai pencari nafkah utama, dan sebagai superior better. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh peraturan perundang-undangan karena dalam bidang hukum masih banyak dijumpai substansi, struktur, dan budaya hukum yang diskriminatif gender. Inilah sesungguhnya yang menjadi korban dari bias gender di masyarakat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode juga merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metodologi adalah suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan dari suatu metode. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan bagian ilmu filsafat yang berkenaan dengan dasar dan batas-batas pengetahuan tentang penelitian (epistemologi penelitian), yaitu yang menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian (Masyhuri, 2009:151).
Penelitian yang berjudul ”Kumpulan Lirik Lagu Ciptaan Iwan Fals dalam Pandangan Gender” dititikberatkan pada metode deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J.Moleong (2009:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermakhsud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Berdasarkan pengertian tentang metode deskriptif kualitatif, maka peneliti mengambil pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengupas realitas sosial feminisme, dan memperjuangkan kaum perempuan untuk mendapatkan kebebasan dari penindasan dan ketidakadilan gender. Antara laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sejajar. Studi gender ini digunakan untuk mengubah pola pikir dan mitos yang selama ini berkembang di masyarakat sebagai akibat adanya budaya patriarki.

B. Sumber Data dan Data Penelitian
1. Sumber data
Menurut Suharsimi Arikunto (1992:129) sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu pada kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals. Dipilihnya judul lirik lagu ciptaan Iwan Fals dengan mempertimbangkan bahwa lagu ciptaan Iwan Fals banyak sekali bercerita tentang perilaku seorang perempuan yang mengalami ketidakadilan gender.
2. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini berupa Kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals. Hal ini berarti bahwa kata atau kalimat yang ada pada lirik lagu ciptaan Iwan Fals digunakan sebagai data penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif, karena berupa kumpulan karya sastra yang yang berupa lirik lagu.

3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ialah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah dalam melaksanakan tugas pengumpulan data (Arikunto, 1992:149). Instrumen dalam penelitian ini adalah manusia (peneliti sendiri). Peneliti sebagai manusia memiliki karakteristik yang bersifat responsif, adaptis, sehingga dapat dimanfaatkan daya imajinasi dan kreatifnya dalam memandang dunia sebagai sesuatu yang utuh. Digunakannya peneliti sebagai instrumen dengan alasan bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang memerlukan penghayatan dan memahami atas sumber data. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pendengar yang aktif, secara terus menerus mengamati lirik lagu dan mendefinisikan sesuai dengan tujuan penelitian kemudian menafsirkannya.

C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Teknik menyimak
Tehnik pertama yang digunakan adalah teknik menyimak keseluruhan lirik lagu ciptaan Iwan fals yang menjadi objek penelitian, lalu mengamati secara mendalam agar memperoleh pemahaman yang lebih jelas.



2. Teknik Rekam
Pemerolehan data dengan cara merekam terhadap lirik lagu dilakukan dari awal sampai akhir untuk memperoleh data yang dapat dipertanggung-jawabkan
3. Transkripsi
Transkripsi data dilakukan untuk mempermudah pengelompokan masalah. Peneliti berusaha dalam mentranskripsikan data secara valid agar mempermudah proses penelitian.
4. Mendeskripsikan
Mendeskripsikan setiap data yang diperoleh, data-data yang berguna dicatat sesuai dengan batasan penelitian yang telah ditentukan.
5. Studi Pustaka
Metode studi pustaka digunakan untuk mencari dan menelaah berbagai buku sumber sebagai bahan kajian.

D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data berdasarkan pada kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals.
Adapun tahapan-tahapan dalam menganalisis data yaitu:
1. menyimak kumpulan lirik lagu yang diciptakan dan dinyanyikan sendiri oleh Iwan Fals;
2. menginterpretasikan paparan bahasa yang ada pada kumpulan lirik lagu ciptaan Iwan Fals;
3. mendeskripsikan hasil paparan bahasa yang terdapat dalam lirik lagu ciptaan Iwan Fals;
4. melakukan pemilihan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu kedudukan atau peran perempuan, ketidakadilan gender, dan faktor-faktor penyebab ketidakadilan gender;
5. membuat kesimpulan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Adioska, Medi. 2007. Feminisme Ala Sebelum Cahaya. http://bahas.multiple.com/journal/item/20 [21 November 2009].

Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Endraswara, Suwardi. 2004. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Fakih, Mansoer. 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Wanita (Jilid 2) Mengenal Wanita sebagai Ibu & Nenek. Jakarta: CV Mandar Maju.

Katjasungkana, Nursyahbani. 2001. Potret Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masyhuri. 2009. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prabasmoro, Aquarini Priyatna. 2006. Kajian Budaya Feminis Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra.

Sudjana, Eggi. 2005. Ham dalam Perspektif Islam. Jakarta: Nuansa Madani.

Tyas, Hastaris Andijaning. 2006. Seni Musik SMA untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.





KUMPULAN LIRIK LAGU CIPTAAN IWAN FALS
DALAM PANDANGAN GENDER

Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia



Diajukan Oleh :
KURNIA AZ-ZAHRA
NIM : 066067


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2009

HALAMAN PERSETUJUAN

KUMPULAN LIRIK LAGU CIPTAAN IWAN FALS
DALAM PANDANGAN GENDER


Oleh :
KURNIASIH
NIM : 066067




Disetujui pada tanggal…………………………2009

Oleh

Pembimbing


Dra. Heny Sulistyowati, M.Hum


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataalah karena atas limpahan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal Kumpulan Lirik Lagu Ciptaan Iwan Fals dalam Pandangan Gender sesuai dengan apa yang diharapkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan, untuk perbaikan pada penyusunan selanjutnya kritik dan saran yang berupa pembenahan kiranya akan menjadi sesuatu yang berharga.
Pada penelitian ini peran beberapa pihak telah membantu dalam penyelesaian proposal ini. Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Winardi, SH, M.Hum, selaku ketua STKIP PGRI Jombang;
2. Dra. Heny Sulistyowati, M.Hum, selaku ketua pusat penelitian dan pembimbing dengan tulus membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal;
3. Drs. Heru Subakti, selaku ketua perpustakaan STKIP PGRI Jombang yang telah banyak memberikan bantuan referensi berupa buku-buku dalam penulisan proposal ini;
4. Seluruh dosen program studi bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak menyumbangkan berbagai ilmu;
5. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan sumbangan pemi-kiran dan semangat demi terselesainya proposal ini;

Akhirnya, semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya Amin.


Jombang, 2009

Penulis



DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 4
C. Rumusan Masalah 4
D. Tujuan Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
F. Definisi Operasional 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Gender 8
B. Kedudukan atau Peran Perempuan 11
C. Ketidakadilan Gender 12
D. Gerakan Feminisme 14
E. Faktor-faktor Penyebab Ketidakadilan Gender 16


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian 18
B. Sumber Data dan Data Penelitian 19
C. Teknik Pengumpulan Data 20
D. Teknik Analisis Data 21

RPP BIN 7 BERKARAKTER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 2
KD 9.1

Sekolah : SMP NEGERI 1 MEGALUH - JOMBANG
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 9. Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara

Kompetensi Dasar 9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara.

Indikator
(1)Mampu mendata pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan narasumber
(2)Mampu menyimpulkan pikiran,pendapat, dan gagasan narasumber.
(3)Mampu menuliskan informasi yang diperoleh dari wawancara yang didengarkan ke
dalam beberapa kalimat singkat.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I.Tujuan Pembelajaran
1.Siswa mampu mendata pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan nara sumber
2.Siswa mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber.
3.Siswa mampu menuliskan informasi yang diperoleh dari wawancara yang didengarkan ke dalam beberapa kalimat singkat.

II. Materi Pembelajaran
1.Penyimpulan pikiran, pendapat, dan gagasan dalam wawancara
Pada awal wawancara, pewawancara dari Trans TV memperkenalkan para peserta, kemudian memulai wawancaranya.
P1: Pemirsa, dalam acara Kupas Tuntas Calon Presiden kali ini, telah hadir di
hadapan kita, seorang pejuang demokrasi, ketua Dewan Suro PKB, Gus Dur.
Assalamualaikum Gus.
N : Waalaikumsalam
P1: Ini Gus Dur, apa memang menjadi presiden itu menyenangkan sekali sehingga Gus Dur ingin naik lagi?
N : Sebenarnya ada sebuah catatan kecil bahwa saya sendiri tidak ingin jadi presiden.
P1: Nyatanya kok mencalonkan Gus?
N : Oh bukan, yang mencalonkan kiai-kiai (pendengar tertawa). Jangan tertawa dulu (pendengar bertepuk tangan).Anda mulai sinis boleh saja, itulah kenyataannya. Memang kenyataannya begitu. Membuat PKB pun saya disuruh PBNU.
P1: Ya, tapi saya sudah senang Gus Dur mau datang dalam Kupas Tuntas Calon Presiden meskipun dicalonkan orang lain, tidak mencalonkan sendiri. Tapi obrolan ini kita lanjutkan setelah jedah berikut.
P2: Jadi, sampai saat ini Gus Dur masih tetap ngotot menjadi presiden karena katanya masih ada e…. dukungan dari kiai. Tapi Gus Dur masih sering bertemu dengan orang-orang eks poros tengah.
N : Sebenarnya mau saya tolak. Apalagi di situ ada saudara Hidayat Nur Wahid. Saya itu pada orang yang muda itu senang sekali.
P2: Tapi di surat kabar khan ada foto besar Gus, Pak Alwi mengangkat tangan tinggi-tinggi dengan tokoh lain, misal Pak Amin Rais.
N : Biarkan saja. Saya dengan Pak Wiranto sering bertemu.
P1: Artinya itu ya Gus, tidak harus tidak diartikan lain oleh orang lain.
N : Salahnya sendiri (hadirin tertawa)
P3: Kira-kira, kalau boleh tanya, kenapa tokoh-tokoh Islam yang datang, bukan tokoh-tokoh nasionalis.
N : Ah, nggak juga …… (tertawa). Tokoh nasional juga banyak, misalnya Prabowo Subiyanto, lalu siapa itu yang namanya kayak namanya apotik, …. Siswono Yudohusodo, khan nama apotik (hadirin tertawa). Datang malam-malam. Jadi saya tidak pernah membeda-bedakan.
P1: Kalau Gus Dur sendiri khan juga pernah datang sendiri ke rumah Siswono. Itu artinya apa Gus?
N : Ya, karena saya …. Beliau juga pernah datang ke rumah saya. Masak saya tidak ke rumahnya.
P1: Bukan berarti ada pertimbangan untuk menggandeng.
N : Nggak ada. Digandeng kalau mau? (tertawa) Sudah capek-capek mau gandeng nggak mau.
P1: Ini Gus, kalau kita melihat dari sumber-sumber yang lumayan cukup akurat, Gus Dur ini kalah populer dibandingkan dengan calon-calon lainnya. Kalau menurut Gus Dur bagaimana?
N : Terserah, yang penting tidak ngadep. Itu saja.
P1: Oke, saya beri waktu kepada hadirin. Silakan.
P4: Mungkin, kalau melihat standar kesehatan, Gus Dur lolos tidak. Kalau tidak lolos, kira-kira itu siapa calon yang menggantikan Gus Dur?
N : Pada tanggal 25 sampai dengan 27 ini akan diadakan Mukernas PKB. Merekalah yang menentukan kriterianya, lalu Tim 9 akan menentukan orangnya. Berdasarkan kriteria tersebut, ah ini tanya pada Pak Alwi (P. Alwi yang ikut hadir tertawa)
P5: Gus Dur dikenal sebagai aktor demokrat. Gus Dur punya banyak prestasi di Indonesia ini. Namun ada pengalaman empiris ketika Gus Dur jadi presiden, Gus Dur mengeluarkan Dekrit tanggal 27 Juli kemarin. Ini berarti Gus Dur telah mencoreng sosok demokrat sendiri, seperti Soekarno. Selain itu ….
P1: (P1 menyela) Mohon langsung ke pertanyaan.
P5: Gus Dur dipandang otoriter!
N : Melihat segala sesuatu itu harus lengkap. Pada tanggal 21 Juli 2001, di rumah Megawati, orang-orang partai dan yang lain berkumpul. Di sana mereka membelokkan sebuah proses hukum sehingga saya dipanggil dalam sidang istimewa MPR. Nah, begini ini, itu melakukan pelanggaran konstitusi. Pelanggaran konstitusi itu berarti negara dibahayakan. Ya kalau negara dibahayakan harus keluar dengan Dekrit dong. Masak gitu saja nggak berani (hadirin tertawa)
P1: Oke, saya potong dulu ….
N : (Gus Dur memotong) sampai sekarang Mahkamah Agung tidak menjawab tentang hal itu
P1: Barangkali kita tunggu jawabannya ya Gus ya ….., Oke … Kupas Tuntas akan saya lanjutkan sesaat lagi.
III. Metode Pembelajaran
Learning Community
Inkuiri
Tanya Jawab
Refleksi
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1.Siswa mencermati cuplikan wawancara yang ditampilkan dari rekaman CD/dibacakan guru.
2.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 10
Inquiry
B. Kegiatan Inti
1.Siswa mendengarkan rekaman wawancara secara penuh perhatian dilandasi rasa ingin tahu.
2.Siswa mendata pikiran,pendapat, dan gagasan yang dikemukakan narasumber secara tepat .
3.Secara bergiliran siswa menyajikan hasil mendata pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber penuh percaya diri.
4.Siswa mendiskusikan ketepatan data pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan nara sumber yang disampaikan siswa penampil secara kelompok dan cermat.
5.Siswa memperbaiki hasil data rekaman pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber dari hasil diskusi secara tepat.
6.Siswa dan guru menyepakati format penilaian menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagaan narasumber dalam wawancara sepakat.
60
Learning Community
C. Kegiatan Penutup
1.Siswa dan guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan siswa dalam menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber dalam wawancara.
2.Guru memberikan teknik langkah-langkah membuat suatu kesimpulan pikiran, pendapat, dan gagasan dari narasumber.
3.Guru memberi tugas siswa untuk mendengarkan dialog interaktif atau wawancara di salah satu stasiun TV untuk melaporkan hasilnya.
4.Bertepuk tangan untuk mengakhiri kegiatan belajar. 10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1.Guru kembali memutar rekaman cuplikan wawancara sebelumnya.
2.Bertanya jawab mengenai isi wawancara.
3.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4.Siswa berkelompok sesuai dengan kegiatan sebelumnya.
10
Tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1.Siswa kembali mencermati rekaman wawancara untuk memperoleh kesimpulan isi wawancara cermat.
2.Siswa menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui wawancara ke dalam beberapa kalimat singkat secara cermat.
3.Siswa dan guru menyepakati format penilaian menyimpulkan isi wawancara sepakat.
4.Siswa membacakan hasil kesimpulannya untuk dikomentari teman penuh percaya diri.
5.Siswa memberikan penilaian dan komentar terhadap kesimpulan teman dalam menyimpulkan isi wawancara pada format penilaian secara objektif.
6.Siswa dan guru memilih 3 kesimpulan terbaik untuk diberi penghargaan secara objektif.
7.Siswa menyimpulkan pelajaran dengan menyampaikan tanggapanya dalam membuat kesimpulan isi wawancara secara tepat.
60
Learning Community
C. Kegiatan Penutup
1.Guru melakukan refleksi dengan bertanya tentang kesulitan siswa dalam membuat kesimpulan isi wawancara.
2.Guru menampilkan teknik atau langkah-langkah membuat kesimpulan isi wawancara melalui alat peraga bagan/skema
3.Bertepuk tangan untuk mengakhiri keberhasilan belajar.
10
Refleksi
V. Sumber belajar
1.Rekaman wawancara di CD.
2.Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.110-113).
3.Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.188-192).
4.Buku Pekajaran Bahasa dan Satra Indonesia Kelas VII oleh Depdikbud (hal. 196-199).
VI. Penilaian
1.Teknik : Tes tulis
2.Bentuk instrumen : Tes uraian
3.Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh soal uraian

1.Datalah paling sedikit 3 pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukan narasumber dari wawancara yang kamu dengar berikut!
Kriteria penskoran
Kegiatan Skor maks
Siswa menuliskan data pikiran, pendapat, dan gagasan 3 atau lebih 3
Siswa menuliskan data pikiran, pendapat, dan gagasan kurang dari 3 1
Siswa tidak melakukan apa-apa 0

2.Simpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber dari wawancara!

Kriteria penskoran
Kegiatan Skor maks
Siswa menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan secara tepat. 3
Siswa menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan kurang tepat. 1
Siswa tidak melakukan apa-apa 0

3.Tulislah informasi yang terdapat dalam wawancara yang kamu dengar dalam beberapa kalimat!

Pedoman penskoran sbb.
Kegiatan Skor maks
Siswa menuliskan informasi wawancara secara lengkap 3
Siswa menuliskan informasi wawancara tetapi tidak lengkap 1
Siswa tidak melakukan apa-apa 0




Format penilaian menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber dalam wawancara dalam diskusi kelas oleh siswa
Nama siswa : ........................................
Tanggal : ........................................
Nama narasumber: ........................................
No Aspek Deskriptor Skor
1--5
1. Mendata gagasan Mendata pikiran, pendapat, dan gagaan narasumber
lengkap
2. Menyimpulkan gagasan Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagaan narasumber sesuai dengan data yang dibuat.
3. Menyimpulkan isi Menyimpulkan isi wawancara secara tepat

4. Bahasa dan EYD Menyampaikan kesimpulan dengan ketepatan bahasa dan EYD

Skor maksimal 20



Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................

Skor maksimum



Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Skor maks 8 Keseriusan
Skor maks 8 Inisiatif
Skor maks 8 Jumlah
skor
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
Dst.

Keterangan:
Berilah tiap kolom kegiatan dengan skor rentangan 4—8!


Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................

Skor maksimum (24)

Megaluh,
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



MADSILAH, S.Pd KURNIA AZ-ZAHRA,S.Pd
NIP NIP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 9.2

Sekolah : SMP ..........
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 9. Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara

Kompetensi Dasar 9.2 Menulis dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara.
Indikator (1) Mampu mendata hal-hal penting dari nara sumber yang diwawancarai.
(2) Mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komuikatif
(3) Mampu memberikan tanggapan terhadap isi wawancara oleh narasumber.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang diwawancarai.
2. Siswa mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komuniatif.
3. Siswa mampu menanggapi isi wawancara dari narasumber yang diwawancarai dengan alasan logis.
II. Materi Pembelajaran
Bacalah teks wawancara antara reporter Fantasi dengan Emma Watson berikut ini
dengan cermat !

Tanya : Selama syuting, seberapa sering kamu bertemu dengan saudaramu ?
Emma : Tidak bisa sesering yang aku inginkan. Tapi, aku pulang setiap malam. Aku
juga bisa berakhir pekan dengan saudara-saudaraku.
Tanya : Apa yang kamu suka dalam film Harry Potter ?
Emma : Ketika syuting berakhir pada setiap harinya. Aku suka penampilanku. Aku
suka acting. Dan, aku suka peran yang kumainkan. Kesempatan itu
membuatku bisa berjumpa dengan banyak orang, banyak negara yang aku
kunjungi, banyak fans dari berbagai negara. Itu sungguh menakjupkan.
Tanya : Coba deh, ceritain hari-harimu di lokasi syuting !
Emma : Yang pasti sih, menata rambut dan pakai kostum memakan waktu empat
jam, tiga jam untuk syuting, satu jam untuk makan dan istirahat, dan
lainnya untuk belajar.
Tanya : Apa sih hal-hal yang menarik selama syuting The Prisonier of Azkaban ?
Emma : Yang paling terkesan bagiku adegan menonjok wajah Draco Malfoy.
Akunggak bisa akiting lasung jadi. Sering dicut. Aku mempelajarinya sampai
satu minggu. Kalau Danniel suka adegan Hippogriff. Selama syuting itu, aku
dan Malfoy bisa menyelesaikan laporanku.
Tanya : Gimana jadinya jika tiba-tiba Hermione jatuh cinta pada Harry atau Ron ?
Apakah kamu mau adegan berciuman kalau dikehendaki skenario ?
Emma : Aku betul-betul tidak mengharapkan hal itu terjadi. Dengan ketulusan
hatiku aku berharap JK Rowlingf tidak menghendaki hal itu pada filmnya.
Tetapi, ciuman di film itu berbeda dengan ciuman yang sebenarnya.
Kalaupun hal itu terjadi, tentu akan sangat malu. Tapi, aku tak melihat
Hwrmione suka sama Ron atau Harry. Jika harus berciuman dengan salah
satunya, aku resign aja, deh. Hi hi hi ...
Tanya : Bagaimana kalau Hermione jatuh cinta pada salah seorang guru Hoghwarts ?
Emma : Menurutku, sih, aku tak ingin Hermione jatuh cinta pada salah seorang
cowok Hoghwarts atau siapapun. Aku nggak ingin hal itu terjadi. Jika hal itu
terjadi, tentu akan berakibat pada bidang akademis. Tapi, nggak baikkan
pacaran beda usia. Tetapi, kalau hal itu terjadi, itu surprise.
Tanya : Apa yang kamu pikirkan tentang perkembangan Hermione ? Apakah dia
nantinya akan seperti kamu atau malah sebaliknya ?
Emma : Secara pribadi, aku pikir Hermione akan mendapatkan hal lebih bagus dalam perkembangannya. Dia tidak begitu serius tergoda oleh perannya. Tapi itu bagus. Pada film pertama, aku tidak melihat keterusterangannya. Tapi, sekarang Hermione tidak tergoda oleh apa pun, baik peer atau sekolahnya. Dia tipe cewek yang nggak bakalan stress. Aku pikir, Hermione lebih baik dibanding aku. Aku menyukai itu. Dari situlah aku mulai masuk dalam karakternya.

Dikutib secukupnya dari Fantasi, edisi khusus, terbit Juli 2004, hal. 13-14.

1. Penulisan hal-hal penting/isi wawancara meliputi dua hal. Pertama terkait dengan identitas nara sumber, meliputi nama, pendidikan, keahlian, pendidikan, jabatan, pengalaman yang terkait dengan keahlian. Kedua terkait dengan pokok-pokok pikiran (jawaban) dari nara sumber atas pertanyaan yang disampaikan pewawancara.

1. Ia bertemu dengan saudaranya di tempat syuting tidak sesering yang diinginkan.
2. Yang paling ia suka dalam Film Harry Potter adalah saat selesai syuting setiap harinya dan menjumpai banyak fans dari berbagai negara.
3. Hari-harinya di lokasi syuting diisi dengan kegiatan menata rambut dan memakai kostum, syuting, makan dan istirahat, dan belajar.
4. Hal yang menarik selama syuting The Prisoner of Azkaban adalah adegan menonjok wajah Draco Malfoy karena harus diulang-ulang dan mampu menyelesaikan laporan bersama Malfoy.
5. Ia tidak mengaharapkan ada adegan ciuman dengan Harry atau Ron dalam film yang dibintanginya karena kalau sampai terjadi akan membuat dirinya malu.
6. Ia tjuga tidak mengharapkan jatuh cinta dengan salah satu guru Hoghwarts karena akan mempengaruhi bidang akademis, nggak baik, tetapi surprise.
7. Menurut dia perkembangan tokoh Hermione akan lebih bagus. Pada film pertama memang belum jelas. Sekarang menjadi cewek yang tidak tergoda oleh apapun, baik peer maupun sekolah, sehingga tidak akan stress. Tokoh Hermione lebih baik daripada dirinya sendiri selaku pemeran.

2. Tanggapan terhadap isi hasil wawancara
III. Metode Pembelajaran
Modeling
Diskusi
Tanya jawab
Inkuiri
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati cuplikan wawancara dari rekaman CD.
2. Siswa bertanya jawab mengenai hal-hal yang diwawancarakan.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Inquiry
B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan wawancara dari tampilan CD secara penuh perhatian.
2. Siswa secara individu mendata hal-hal penting dari narasumber yang diwawancarai secara cermat.
3. Siswa berdiskusi menentukan hal-hal penting dari narasumber yang diwawancarai secara kerja keras dan cermat.
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri.
5. Secara bergantian siswa mengomentari presentasi kelompok penampil secara santun dan objektif.
6. Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran mengenai menentukan hal-hal penting dari narasumber secara tepat.
60
Learning Community
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan siswa dalam mendata hal-hal penting dalam wawancara.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan hal-hal penting dalam wawancara dalam beberapa kalimat. 10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan mendengarkan wawancara sebelumnya.
2. Siswa berkelompok sesuai dengan kegiatan sebelumnya.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 10
Tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Siswa secara berkelompok menulis hal-hal penting dari isi wawancara yang didengarkan dengan bahasa yang komunikatif penuh kerja keras dan cermat.
2. Siswa secara berkelompok memberikan tanggapan terhadap hal-hal penting yang disampaikan narasumber secara santun dan objektif.
3. Guru dan siswa menyepakati format penilaian menulis isi wawancara sepakat.
4. Siswa manampilkan hasil diskusinya untuk dikomentari kelompok lain penuh percaya diri.
5. Siswa secara bergantian memberikan tanggapan/pendapat terhadap tulisan isi wawancara. (tepat tidak tepat, komunikatif atau tidak, benar atau tidak bahasanya) secara santun dan objektif.
6. Siswa dan guru menyimpulkan pelajarfan mengenai menuliskan isi wawancara dari narasumber secara tepat.
60
Learning Community
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya tentang kesulitan siswa dalam memberikan menuliskan isi wawancara dari nara sumber.
2. Bertepuk tangan untuk mengakhiri keberhasilan belajar.
10
Refleksi
V. Sumber belajar
1. Rekaman wawancara dari televisi/radio/narasumber
2. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.110-113).
3. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.188-192).

VI. Penilaian
1. Teknik : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh soal uraian
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!
2. Datalah berbagai hal penting dari narasumber dari wawancara yang kamu dengarkan!
3. Tulislah hal-hal penting yang disampaikan narasumber dari wawancara yang kamu dengarkan!
4. Bagaimanakah pendapatmu mengenai hal-hal yang disampaikan oleh narasumber dalam wawancara itu?

Pedoman penskoran menulis kembali isi wawancara dari narasumber
Nama siswa : ........................................
Tanggal : ........................................
Narasumber : ........................................
No Aspek Deskriptor
Skor
Perolehan skor
1 Mendata hal penting 1) Siswa menuliskan hal-hal penting dari isi wanwancara dari narasumber lebih dari 3
2) Siswa menuliskan hal-hal penting dari nara sumber kurang dari 3
3) Siswa tidak menuliskan apa-apa. 5


3

0
2 Menuliskan hal penting wawancara Tulisan siswa hal-hal penting dari isi wawancara dalam beberapa kalimat sesuai hal-hal penting yang dirumuskannya.
2) Tulisan siswa tidak sesuai hal-hal
penting dalam wawancara.
3) Siswa tidak menuliskan apa-apa.

5


3



0
3 Memberi tanggapan 1) Siswa menuliskan tanggapan terhadap isi wawancara dengan alasan logis
2) Siswa menuliskan tanggapan isi wawancara dari nara sumber tetapi alasan kurang logis.
3) Siswa tidak menuliskan apa-apa.
3

2


0
4 Bahasa dan EYD
1) Tulisan siswa memiliki ketepatan bahasa dan EYD
2) Unsur bahasa dan EYD benar kurang dari 2
3) Tuisan siswa sama sekali salah dalam bahasa dan EYD.
2

1

0

Skor maksimal 15



Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)



Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Skor maks 8 Keseriusan
Skor maks 8 Frekuensi tanggapan
Skor maks 8
1
2
3
4
5
7
8
9
Keterangan:
Berilah tiap kolom kegiatan dengan skor dengan rentangan 4—8!

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP




















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 10.1

Sekolah : SMP NEGERI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 10. Mengungkapkan pikiran, perasaaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan telepon.

Kompetensi Dasar 10.1 Menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas tokoh, keunggulan, dan alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai.

Indikator (1) Mampu mengemukakan identitas tokoh.
(2) Mampu menentukan keunggulan tokoh dengan argumen yang tepat.
(3) Mampu menceritakan tokoh dengan pedoman kelengkapan identitas tokoh.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengemukakan identitas tokoh idola.
2. Siswa menentukan keunggulan tokoh dengan argumen logis.
3. Siswa mampu menceritakan tokoh dengan pedoman kelengkapan identitas tokoh.
II. Materi Pembelajaran
1. Identitas tokoh idola (contoh)
Nama : Tamara Natalia Christina Mayawati Blenstynski Pasha
(Tamara Blenstynski)
Tempat, tanggallahir : Bandung, 25 Desember 1974
Pendidikan : SMU St. Bridget di Pert Australia
Motto Hidup : Leve Life to the Fullest
Bidang yang ditekuni : Periklanan, model, sinetron, teater, dan baca puisi.

2. Keunggulan tokoh idola (contoh)
Tamara Blenstynsky dalam bermain sinetron fokus dalam satu judul, tidak menjadi pemain borongan (tidak bermain dalam beberapa judul sekaligus). Pada tahun 1996 bermain dalam sinetron Asmara, Anakku Terlahir Kembali, dan Shangrilla. Pada tahun 1997 bermain dalam satu judul Perjalanan. Pada tahun 1998 dan 2000 dengan judul Doa Membawa Berkah.

3. Penceritaan tokoh idola (sesuai idola siswa).
III. Metode Pembelajaran
1. Modeling
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Inkuiri

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati cuplikan insert tokoh idola dari rekaman CD yang ditampilkan.
2. Siswa menyampaikan tanggapan mengenai tokoh idola tersebut.
3. Siswa secara bergantian menceritakan tokoh idolanya dengan mengemukakan identitas tokoh, keistimewaannya, dan alasan mengidolakannya.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Inquiry
B. Kegiatan Inti
1. Siswa membaca artikel tentang tokoh yang diidolakan dari surat kabar dilandasi rasa ingin tahu.
2. Siswa bertanya jawab yang berhubungan dengan identitas tokoh secara santun.
3. Siswa menentukan keunggulan tokoh yang diidolakan dengan alasan yang logis secara tepat .
4. Siswa berdiskusi merumuskan langkah-langkah untuk menceritakan tokoh idola (meliputi: nama tokoh, identitas tokoh, bidang yang digelutinya, lamanya menekuni bidang tersebut, perjalanan karirnya, kelebihan potensinya/prestasinya, keteladanan yang dapat diambil darinya, pendapat menegnai tokoh itu) penuh kerja keras dan percaya diri.
5. Siswa berlatih menceritakan tokoh idolanya penuh kerja keras dan percaya diri.
60
Learning Community
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan siswa mengenai kesulitan siswa dalam menceritakan tokoh idola.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk berlatih menceritakan tokoh idola berdasarkan kerangka yang dibuatnya untuk pertemuan berikutnya.
10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Guru menampilkan cuplikan model dalam menceritakan tokoh idola untuk mengkondisikan siswa pada kegiatan yang akan dilakukannya.
2. Bertanya jawab mengenai kesiapan siswa untuk menceritakan tokoh idola.
3. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Siswa mencermati model dalam menceritakan tokoh secara penuh perhatian dan rasa ingin tahu.
2. Siswa bertanya jawab mengenai bahasa yang digunakan model secara penuh perhatian dan rasa ingin tahu.
3. Siswa memperbaiki kerangka bahasa untuk menceritakan tokoh idola berdasarkan hasil mencermati model secara tepat.
4. Siswa dan guru menyepakati format penilaian menceritakan tokoh idola sepakat.
5. Siswa secara bergantian menceritakan tokoh dengan berpedoman kelengkapan identitas tokoh penuh percaya diri.
6. Siswa secara berkelompok menilai dan menanggapi penampilan temannya sesuai format pengamatan yang disediakan secara objektif.
7. Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran mengenai teknik menceritakan tokoh idola yang baik (berhubungan dengan bahasa, suara, pilihan kata, ekspresi) secara cermat
60
Learning Community
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya tentang kesulitan siswa dalam menceritakan tokoh idola.
2. Guru memberikan penguatan kepada siswa untuk terus berlatih dan tampil pada kegiatan berikutnya.
3. Bertepuk tangan untuk mengakhiri keberhasilan belajar. 10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Rekaman insert tokoh idola.
2. Artikel tokoh idola
3. Videoclip favorit remaja
4. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.45-49).
5. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.202-208).

VI. Penilaian
1. Teknik : Observasi
2. Bentuk instrumen : Lembar Observasi
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: contoh lembar observasi kegiatan menceritakan tokoh idola
1. Ceritakanlah tokoh idolamu dengan mengemukakan identitas tokoh, keunggulan dan alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai!
Lembar Observasi Menceritakan Tokoh Idola
Nama siswa : ........................................
Tanggal : ........................................
Tokoh idola : ........................................
No Aspek Deskriptor
Skor
Perolehan skor
1 Identitas tokoh 1) Siswa mengemukakan identitas tokoh secara detail mulai dari nama, tempat tinggal, tanggal lahir, bintang, bidang kegiatannya, dll)
2) Siswa mengemukakan lebih dari empat identitas tokoh idola.
3) Siswa siswa hanya mengemukakan 2 keterangan identitas tokoh idola.
4) Siswa tidakmengemukakan apa-apa 3



2

1

0
2 Keunggulan tokoh 1) Siswa mengemukakan keunggulan tokoh disertai alasan logis.
2) Siswa mengemukakan tetapi alasan kurang logis
3) Siswa mengemukakan keunggulan tokoh tanpa alasan logis
4) Siswa tidak mengemukakan apa-apa 5

4

2

0
3 Rangkai kalimat dan Pilihan kata 1) Rangkaian kalimat dan pilihan kata yang digunakan sesuai dan komunikatif.
2) Rangkaian kalimat dan pilihan kata yang digunakan tidak sesuai dan kurang komunikatif.
3) Rangkaian kalimat sulit dipahami dan pilihan kata salah.
4) Tidak menuliskan apa-apa 5

4


2

0
4 Intonasi ,jeda, ekspresi 1) Penceritaan diikuti intonasi dan jeda yang tepat serta menarik
2) Penceritaan intonasi dan jedanya kurang tepat (jeda terlalu cepat, kurang ekspresif, kurang menarik)
2

1





Skor maksimal 15

























Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)



Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Skor maks 8 Keseriusan
Skor maks 8 Frekuensi tanggapan
Skor maks 8
1
2
3
4
5
7
8
9
10
Dst,

Keterangan:
Berilah tiap kolom kegiatan dengan skor dengan rentangan 4—8!

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 10.2

Sekolah : SMP ..............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 10. Mengungkapkan pikiran, perasaaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan telepon.

Kompetensi Dasar 10.2 Menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas tokoh, keunggulan, dan alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai.

Indikator (1) Mampu mendiskusikan tata cara bertelepon
(2) Mampu mendata kesalahan-kesalahan kalimat dalam bertelepon.
(3) Mampu bertelepon dengan berbagai mitra bicara sesuai dengan konteks.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendikusikan tata cara bertelepon.
2. Siswa mampu mendata kesalahan-kesalahan kalimat dalam bertelepon.
3. Siswa mampu bertelepon dengan berbagai mitra bicara sesuai dengan konteks.
II. Materi Pembelajaran
Etika bertelepon
1. Membuka pembicaraan dengan salam.
2. Memastikan siapa yang diajak bicara.
3. Menyampaikan maksud dengan jelas, singkat, dan santun
4. Mengakhiri pembicaraan dengan salam.
III. Metode Pembelajaran
1. Modeling
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Inkuiri
5. Demonstrasi
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati praktik bertelepon yang dilakukan oleh siswa model.
2. Siswa mengomentari penampilan model dari segi sikap dan bahasa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Modeling
B. Kegiatan Inti
1. Siswa mencermati model-model bertelepon dari beberapa rekaman penuh perhatian.
2. Siswa berdiskusi untuk menentukan tata cara bertelepon secara tepat dan santun
3. Siswa mendata kesalahan-kesalahan kalimat dalam bertelepon secara terperinci.
4. Siswa mendiskusikan pembetulan kesalahan kalimat dalam bertelepon secara cermat
5. Siswa menentukan pasangan masing-masing serta topik pembicaraan untuk presentasi bertelepon secara tangan terbuka/rela.
6. Siswa menyusun kegiatan bertelepon sesuai dengan peran dan tujuan bertelepon secara cermat.
7. Siswa berlatih bertelepon dengan pasangannya dengan memperhatikan peran, cara, kalimat, dan sikap penuh percaya diri.
60
Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan siswa mengenai kesulitan siswa dalam berlatih bertelepon.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk berlatih bertelepon untuk pertemuan berikutnya.

10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai kegiatan bertelepon siswa sebelumnya.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Siswa dan guru menyepakati kriteria penilaian dalam penampilan bertelepon siswa.
10
Tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Siswa secara bergantian sesuai pasangannya bermain peran bertelepon sesuai dengan konteks penuh penghayatan.
2. Kelompok lain memberi komentar terhadap penampilan pasangan yang tampil tentang tata cara bertelepon, sikap, bahasa yang digunakan secara santun.
3. Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran mengenai teknik bertelepon yang baik.
60
Learning Community
Demonstrasi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya tentang kesulitan siswa dalam bertelepon.
2. Guru memberikan penguatan kepada siswa untuk terus berlatih
3. Memutar satu lagu favorit untuk mengakhiri pelajaran.
10
Refleksi

V. Alat dan Sumber belajar
1. Rekaman model bertelepon dalam CD.
2. Telepon seluler /HP
3. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.71-78).

VI. Penilaian
1. Teknik : Tes unjuk kerja
2. Bentuk instrumen : Tes simulasi
3. Instrumen penilaian


Lampiran 1: contoh lembar tes simulasi

No Aspek Deskriptor
Skor Perolehan skor
1 Kesesuaian isi dengan konteks 4. Bertelepon sesuai dengan konteks yang dipilih.
5. Bertelepon urang sesuai dengan konteks.
6. Bertelepon tidak sesuai dengan konteks 3

2

1

2 Kalimat 1) Kalimat yang digunakan sesuai konteks dan tidak ada kesalahan.
2) Kalimat bertelepon sesuai konteks tetapi ada sedikit kesalahan.
3) Kalimat bertelepon tidak sesuai konteks dan banyak kesalahan
4) Kalimat bertelepon salah semua 5

4

2

0
3 Bahasa /diksi 1) Sikap dan bahasa bertelepon sopan dan baik.
2) Sikap dan bahasa bertelepon kurang sopan.
3) Sikap dan bahasa bertelepon tidak sopan sama sekali.
4) Tidak melakukan apa-apa 5

4

2

0
4 Intonasi ,jeda, ekspresi 4. intonasi, jeda, ekspresi bertelepon sesuai konteks.
5. Intonasi, jeda, dan ekspresi kurang sesuai konteks.
6. Intonasi,jeda, dan ekspresi tidak ada 2

1

0


Skor maksimal 15
Berteleponlah dengan temanmu sesuai dengan konteks yang kamu pilih!

Lembar Penilaian Bertelepon
Nama siswa : ........................................
Tanggal : .......................................



Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)




Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Skor maks 8 Keseriusan
Skor maks 8 Inisiatif
Skor maks 8
1
2
3
4
Keterangan:
Berilah tiap kolom kegiatan dengan skor dengan rentangan 4—8!

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 11.1

Sekolah : SMP .............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 11. Membaca wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai.

Kompetensi Dasar 11.1 Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif.

Indikator (1) Mampu menyarikan riwayat hidup tokoh.
(2) Mampu menyimpulkan keistimewaan tokoh.
(3) Mampu mencatat hal-hal yang dapat diteladani.
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyarikan riwayat hidup tokoh.
2. Siswa menyimpulkan keistimewaan tokoh.
3. Siswa mampu mencatat hal-hal yang dapat diteladani.
II. Materi Pembelajaran
1. Riwayat hidup tokoh
Lahir : 21 Januari 1916 di Bodas, Karangjati, Kab. Probolinggo, Jawa Tengah.
Wafat : 29 Januari 1950 di Magelang dimakamkan di TMP Semali Yogyakarta.
Pendidikan : HIS di Purwokerto, Tamna Siswa, Taman Dewasa, Sekolah Guru Muhammadiyah (tidak tamat), pendidikan ketentaraan PETA di Bogor.
Pekerjaan :
- Guru pada sekolah Muhammadiyah di Cilacap sekaligus anggota Muhammadiyah, anggota pramuka. Mendirikan koperasi untuk menghindarakan rakyat dari bahaya kelaparan.
- Anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat.
- Anggota DPR Karisidenan Banyumas.
- Komandan Batalyon di Kroja.
- Setelah TKR terbentuk, ia diangkat menjadi panglima Divisi V Banyumas dengan pangkat kolonel.
- Tanggal 12 November 1945 terpilih menjadi Panglima Besar TKR lalu dilantik dengan pangkat jendral. Sejak itu giat membina TKR hingga berkembang menjadi TNI.
2. Keistimewaan tokoh
- Tak segan-segan memprotes atasanny orang Jepang, jika mereka bertindak sewenang-wenang terhadap anak buahnya.
- Aktif dalam kancah perjuangan kemerdekaan.
- Dibawah pimpinannya, anggota-anggota TKR dapat mengahalau pasukan Inggris dari Ambarawa setelah bertempur mati-matian selama 3 hari.
- Sewaktu Balanda melancarkan agresi militer II, Sudirman menjungkir ke luar kota dan mengadakan perang gerilya mengahdapi tentara Belanda.
- Walaupun dalam keadaan fisik sangat lemah, ia tetap memimpin perang gerilya masuk hutan dan berlangsung selama 7 bulan.



3. Hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh
- Pantang menyerah terhadap penindasan penjajah.
- Tak segan-segan protes terhadap kesewanang-wenangan pemimpin.
- Disiplinnya keras.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati gambar-gambar tokoh yang ditampilkan guru.
2. Siswa bertanya jawab mengenai data tokoh tersebut secara garis besar(biografi).
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Modeling
B. Kegiatan Inti
1. Siswa memilih buku biografi yang disukai. (misalnya: Biografi Jend. Sudirman) penuh seleksi
2. Siswa membaca salah satu buku biografi tersebut penuh perhatian dilandasi rasa ingin tahu.
3. Siswa bertanya jawab merumuskan unsur-unsur dalam biodata (meliputi: nama tokoh, identitas tokoh, bidang yang digelutinya, lamanya menekuni bidang tersebut, perjalanan karirnya, kelebihan potensinya/prestasinya, keteladanan yang dapat diambil darinya, pendapat menegnai tokoh itu)secara tepat dan santun.
4. Siswa menuliskan biodata tokoh dari buku biografi tersebut secara kerja keras.
5. Siswa menuliskan keistimewaan tokoh dengan alasan yang logis penuh seleksi.
6. Siswa menyimpul kan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara cermat.

60
Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan siswa mengenai kesulitan siswa membaca biografi.
2. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang .

10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Guru menampilkan gambar cuplikan biodata tokoh dari buku biografi.
2. Bertanya jawab mengenai kesiapan siswa untuk menyampaikan hasil kegiatan membaca biografi.
3. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Siswa secara bergantian menceritakan intisari buku biografi yang dibacanya penuh percaya diri.
2. Siswa menjelaskan keistimewaan tokoh dari buku yang dibacanya penuh percaya diri.
3. Siswa menjelaskan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh dengan alaan yang logis penuh percaya diri.
4. Siswa secara berkelompok menilai dan menanggapi penampilan temannya sesuai format pengamatan yang disediakan. (unsur bahasa, vokal, pilihan kata, sikap) secara objektif dan santun.
5. Siswa dan guru menentukan tiga tokoh idola terbaik karena keteladanannya secara objektif.
6. Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran mengenai mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi tokoh idola secara cermat.
60
Learning Community
Demonstrasi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya tentang kesulitan siswa dalam mengungkapkan keteladanan tokoh dari buku biografi.
2. Bertepuk tangan untuk mengakhiri keberhasilan belajar.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Rekaman insert tokoh.
2. Buku biografi
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.45-49).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.194-201).
VI. Penilaian
1. Teknik : Penugasan
2. Bentuk instrumen : Tugas Proyek
3. Instrumen penilaian


Lampiran 1: contoh lembar observasi kegiatan menceritakan tokoh idola

1) Bacalah sebuah buku biografi kemudian buatlah laporan yang berisi intisari riwayat hidup tokoh, keisitimewaannya, hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh itu!
Lembar Penilaian Tugas Siswa
Nama siswa : ........................................
Tanggal : ........................................
Judul buku : ........................................

NO Aspek Deskriptor
Skor
Perolehan skor
1 Identitas tokoh 1) Siswa mengemukakan identitas tokoh secara detail mulai dari nama, tempat tinggal, tanggal lahir, bintang, bidang kegiatannya, dll)
2) Siswa mengemukakan lebih dari empat identitas tokoh idola.
3) Siswa siswa hanya mengemukakan 2 keterangan identitas tokoh idola.
4) Siswa tidakmengemukakan apa-apa
5



3

2

0
2 Keunggulan tokoh 1) Siswa mengemukakan keunggulan tokoh disertai alasan logis.
2) Siswa mengemukakan tetapi alasan kurang logis
3) Siswa mengemukakan keunggulan tokoh tanpa alasan logis
4) Siswa tidak mengemukakan apa-apa 5

3

2

0
3 Rangkaian kalimat dan Pilihan kata 1) Rangkaian kalimat dan pilihan kata yang digunakan sesuai dan komunikatif.
2) Rangkaian kalimat dan pilihan kata yang digunakan tidak sesuai dan kurang komunikatif.
3) Rangkaian kalimat sulit dipahami dan pilihan kata salah.
4) Tidak menuliskan apa-apa 5

3


2

0

Skor maksimal 15

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)



Rubrik penilaian pengamatan
menceritakan tokoh dari buku biografi diisi oleh guru dan siswa

1) Ceritakanlah intisari riwayat hidup tokoh, keistimewaan tokoh, dan hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh itu dengan bahasamu sendiri!
2) Berilah tanda (√) pada kolom nilai 1,2,3 atau 4 dengan ketentuan : 1 kurang ;
2 = sedang ;3 = baik; dan 4 = sangat baik.

Format pengamatan
Nama siswa : ......................................
Tanggal : ......................................
Judul buku : ......................................

No Aspek Deskriptor 1 2 3 4
1 Kesesuaian isi Terdapat kesesuaian isi cerita dengan pokok-pokok cerita yang disusun
2 Kesesuaian visual Visualisasi mendukung cerita
3 Pelafalan Pelafalan kata secara jelas dan tepat

4 Jeda dan intonasi Pengaturan jeda, tinggi-rendahnya nada, keras lembutnya suara, dan cepat lambatnya bercerita sesuai.
5 Gerak/mimik Terdapat keserasian antara gerak dan ekspresi wajah.


Keterangan: Skor maksimal:
No 1 = 5
No 2 = 5
No 3 = 5
No 4 = 5


Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (20)



..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah


...................................................... ........................................
NIP NIP










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 11.2

Sekolah : SMP .............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 11. Memahami wacana tulis melalui membaca intensif dan membaca memindai

Kompetensi Dasar 11.2 Menemukan gagasan utama dalam teks.
Indikator (1) Mampu mengungkapkan gagasan utama dalam setiap paragraf pada suatu teks.
(2) Mampu menunjukkan letak kalimat utama dalam suatu paragraf pada teks bacaan.

Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengungkapkan gagasan utama dalam setiap paragraf pada suatu teks.
2. Siswa mampu menunjukkan letak kalimat utama dalam suatu paragraf pada teks bacaan.
II. Materi Pembelajaran
Penemuan gagasan pokok dalam teks bacaan
a. Gagasan Utama Paragraf
Pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali ciri paragraf. Paragraf adalah kumpulan kalimat yang hanya mengadung satu gagasan pokok biasa dikenali sebagai kalimat utama. Kalimat-kalimat lainnya berfungsi sebagai penjelas. Kalimat penjelas bisa berupa penjelasan, penguraian, pelukisan, perbandingan, atau pengulangan.

b. Letak Kalimat Utama dalam Paragraf
Hal kedua yang harus kita lakukan adalah mengenali letak gagasan atau ide pokok. Gagasan atau ide pokok pada umumnya terletak pada salah satu kalimat. Ada juga yang terletak pada dua kalimat dan pada seluruh kalimat di dalam satu paragraf.
Ide pokok yang ada pada satu kalimat terletak pada kalimat yang ada di awal paragraf atau pada akhir paragraf.
Ide pokok yang ada pada dua kalimat, di awal dan akhir paragraf, secara visual dapat digambarkan seperti berikut ini.
Kalimat utama yang berisi gagasan utama merupakan pernyataan umum. Untuk meyakinkan apakah kalimat tersebut merupakan pernyataan umum, kamu dapat mengajukan pertanyaan. Misalnya, “ Apakah kalimat lainnya menjelaskan kalimat utama tersebut? Jika “ya”, kamu benar.” Jika “bukan”, cari lagi sampai kamu temukan jawabannya. Jika ide pokok sulit atau abstrak, bacalah kalimat-kalimat penjelas dengan pelan-pelan. Namun, jika mudah dipahami kalimat-kalimat penjelas dapat diabaikan atau baca dengan kecepatan tinggi. Coba praktikan cara kedua ini melalui kegiatan berikut.

c. Contoh Teks
Tema Persaingan dalam Animasi Jepang
Kalau dilihat dari segi peringkat, hingga sekarang film animasi Doraemon menduduki urutan teratas. Sbagai film yang paling banyak ditonton pemirsa televisi usia lima sampai empat belas tahun. Meski telah ditayangkan RCTI lebih dua tahun, popularitasnya belum terkalahkan oleh film animasi lain yang bertema sejenis.
Sukses Doraemon diikuti dengan penayangan film animasi dengan tema sejenis. Yang dikemas dalam berbagai bentuk. Misalnya, yang berkaitan dengan kanakalan anak yang khas seperti tokoh Nobita dalam Doraemon nuncul lewat film animasi berjudul Chibi Maruko Chan dan Crayon Sinchan.
Chibi Maruko Chan pada setiap episodenya mengisahkan soal anak perempuan yang duduk di kelas tiga SD, yaiutu Maruko. Maruko juga seperti Nobita, kerqap kena marah ibunya. Dia sering kali melalaikan hal yang dianggapnya penting, seperti meletakkan baju kotor di tempatnya, dan ogah-ogahan mengerjakan pekerjaan rumah.
Sementara untuk keajaiban seperti kantong ajaib milik Doraemon, muncul dalam film animasi lain, yaitu Creamy Mamy. Film ini berkisah tentang seorang gadis tomboi dengan tongkat ajaibnya. Alat tersebut bisa mengubahnya menjadi seorang penyanyi.
Walau para saingannya semakin banyak dan beragam, namun sebagai tontonan televisi, kedudukan Doraemon belum tergeser. Menurut Ananto Prabowo, bagian program RCTI, Doraemon tetap diminati pemirsa. Hasil survei menyebutkan sekitar 60 persen lebih.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai perlunya kegiatan membaca intensif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa membaca teks bacaan dari buku teks dilandasi rasa ingin tahu.
2. Siswa secara berkelompok mendiskusikan gagasan utama paragraf dalam teks bacaan secara cermat.
3. Siswa melaporkan hasil kerjanya dalam diskusi kelas penuh kerja keras.
4. Siswa dalam kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok secara santun.
5. Kelompok menyempurnakan hasil kerjanya berdasarkan tanggapan dari kelompok lain secara terbuka.
6. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai letak kalimat utama dalam paragraf bacaan secara cermat dan secara santun.
7. Kelompok lain menyempurnakan jawaban siswa. 60 Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyan mengenai kesulitan siswa dalam mengungkapkan gagasan pokok dan menemukan kalimat utama.
2. Guru menyampaikan kiat-kiat mengungkapkan gagasan pokok pargraf dan letak kalimat utama.
3. Guru memberi tugas siswa untuk membaca teks berita dan menemukan gagaan pokok tiap paragraf dalam berita tersebut untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya.
4. Bertepuk tangan untuk mengakhiri pelajaran. 10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Teks bacaan
2. Bagan wacana dan gagaan pokok
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.87-92).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.2-9).

VI. Penilaian
1. Teknik : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes Uraian
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: contoh soal uraian

1. Tentukan gagasan utama yang terdapat dalam paragraf !
Kegiatan Skor
Siswa menuliskan gagasan utama benar 3
Siswa menuliskan gagasan utama salah 1 2
Siswa menuliskan gagasan utama salah 2 1
Siswa menuliskan gagasan utama salah semua 0

2. Tentukan letak kalimat utama paragraf dalam teks bacaan!
Kegiatan Skor
Siswa menentukan benar 3
Siswa menentukan salah 1 2
Siswa menentukan salah 2 1
Siswa menentukan salah semua 0

Lampiran 2; Lembar Tugas kegiatan siswa
1. Bacalah teks berita di koran atau majalah kemudian buatlah laporanmu yang berisi:
2. Kliping berita tersebut dan sumbernya
3. Gagasan pokok tiap paragraf yang telah disusun rapi
4. Letak kalimat utama tiap paragraf.
5. Kumpulkan untuk pertemuan minggu berikutnya!

Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Skor maks 8 Keseriusan
Skor maks 8 Inisiatif
Skor maks 8
1
2
3
4
Dst.
Keterangan: Berilah tiap kolom kegiatan dengan skor dengan rentangan 4—8!

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah

...................................................... ........................................
NIP NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 11.3

Sekolah : SMP .................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 12. Memahami wacana tulis melalui membaca intensif dan membaca memindai

Kompetensi Dasar 11.3 Menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram.

Indikator (1) Mampu mengenali bagian-bagian tabel/diagram.
(2) Mampu menemukan informasi isi tabel/diagram.
(3) Mampu mengubah tabel/diagram dalam bentuk narasi.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengenali bagian-bagian tabel/diagram.
2. Siswa mampu menemukan informasi isi tabel/diagram
3. Siswa mampu mengubah tabel/diagram dalam bentuk narasi
II. Materi Pembelajaran
1. Pengenalan bagian-bagian tabel/diagram (contoh)
Tabel 1 : Volume Impor Jeruk Indonesia dalam Kg Periode 1991 s.d 1995
No. Tahun Volume Impor Jeruk Indonesia dalam Kg
1
2
3
4
5 1991
1992
1993
1994
1995 3.000.000
12.000.000
23.000.000
27.000.000
38.000.000
2. Penemuan informasi tabel/diagram
Lakukan dengan memperhatikan informasi judul tabel, hubungkan informasi yang ada dalam kolom (vertikal) dengan informasi dalam baris (mendatar).
3. Pengubahan informasi tabel menjadi narasi
Impor Jeruk Segar Indonesia Meningkat
Sejak dibukanya keran impor buah tahun 1992, banjir buah impor seakan tak terbendung lagi. Pada buah jeruk, kelangkaan buah akibat tingginya intensitas serangan hama dan belum berkembangnya teknik budidaya, disebut-sebut sebagai penyebab utama. Padahal dari segi kualitas, jeruk lokal tak kalah dibanding jeruk impor.
Pada tahun 1950-1960, buah jeruk terutama keprok lokal mencapai kejayaan. Sesudah kurun waktu itu pamornya sedikit menyusut. Posisi keprok akhirnya digantikan jeruk siam. Situasi ini pun tidak berlangsung lama. Hal ini disebabkan adanya pengaturan tataniag jeruk yang diberlakukan di Pontianak, sekitar tahun 1991, kondisi perdagangan jeruk tak terkendali. Pengaturan perdagangan yang semula bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan menertibkan pemasukan restribusi daerah, malah membuat pemasaran jeruk jadi tidak lancar.
Penyebabnya adalah campur tangan berbagai pihak dalam kurun waktu yang bersamaan. Perubahan tataniaga dari perdagangan bebas menjadi perdagangan monopoli melalui pembel tunggal, ternyata menimbulkan kecurigaan para petani. Selain itu, sejak awal pengumpulan produksi jeruk petani sampai ke tempat pelayanan koperasi (TPK) sudah menjadi kericuhan pada segi persyaratan tingkat mutu, pembayaran yang tertunda oleh koperasi dan sebab-sebab lainnya. Akibat keterlambatan penanganan itu terjadi penimbunan kotak-kotak jeruk di tingkat petani yang belum disalurkan ke pedagang.
Akibat kelangkaan jeruk keprok lokal dan jeruk siam tersebut, tak ayal jeruk-jeruk impor naik daun. Apalagi setelah pemerintah membuka izinmasuk buat buah impor.
Diantara buah impor, jeruk adalah jenis yang paling populer setelah apel untuk diperjualbelikan. Jeruk mandarin dan orange adalah jenis yang paling disenangi. Untuk jenis orange Australia menduduki ranking pertama sebagai negara pengekspor kemudian diikuti Amerika Serikat, Mesir, RRC, dan Taiwan. Sedangkan pasokan jeruk mandarin dipegang RRC, baru setelah itu Pakistan dan Australia.
Volume jeruk keprok yang diwakili oleh jeruk mandarin mencapai jumlah total 22,66 juta ton pada tahun 1995. volume orange mencapai 15,296 juta ton. Jumlah ini memperlihatkan peningkatan yang drastis bila dilihat dari volume dan nilai pada tahun 1991.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati tampilkan teks berupa tabel/diagram.
2. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hal-hal yang terdapat dalam tabel/diagram.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mengkliping satu tabel dan satu diagram dari media cetak, kemudian mencermatinya dilandasi rasa ingin tahu.
2. Siswa secara berkelompok mendiskusikan bagian-bagian tabel/diagram secara cermat.
3. Siswa secara berdiskusi menemukan informasi penting dari tabel/diagram secara tepat.
4. Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri.
5. Siswa memperbaiki hasil tulisannya berdasarkan tanggapan kelompok lain secara cermat.
6. Siswa menyimpulkan isi tabel/diagram secara cermat.
7. Siswa mengubah informasi bentuk tabel/diagram menjadi bentuk narasi tertulis secara cermat.
8. Siswa menyunting narasi tertulis dari teman secara cermat.
9. Siswa memperbaiki tulisan berdasarkan suntingan teman secara cermat.
60 Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan mengenai kesulitan siswa dalam menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram.
2. Guru memberi tugas siswa untuk menemukan informasi dari tabel/diagram dari media cetak untuk dilaporkan paa pertemuan berikutnya.
3. Bertepuk tangan untuk mengakhiri pelajaran. 10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
a) Tabel/diagram dari media cetak
b) Tampilan bagan/diagram model.
c) Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.87-92).
d) Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.102-107).

VI. Penilaian
a) Teknik : Tes tertulis
b) Bentuk instrumen : Tes uraian
c) Instrumen penilaian

Lampiran 1: contoh soal uraian

1) Bacalah grafik/diagram yang ditampilkan di papan tulis berikut!





















2) Informasi penting apa sajakah yang dapat kamu peroleh dari tabel/diagram tersebut?
3) Simpulkan isi tabel/diagram dalam bentuk narasi!

Kriteria penskoran menemukan informasi penting
Kegiatan Skor
Siswa menuliskan informasi penting dari tabel/diagram secara lengkap dan benar 5
Siswa menuliskan informasi penting tabel/diagram salah satu 3
Siswa menuliskan informasi penting tabel/diagram salah lebih dari satu 2
Siswa salah dalam menuliskan informasi penting dari tabel/diagram. 0



Kriteria penskoran menyimpulkan isi tabel/diagram!
Kegiatan Skor
Siswa menyimpulkan isi tabel secara benar 3
Siswa menyimpulkan isi tabel/diagram kurang lengkap 2
Siswa menyimpulkan isi tabel/diagram tidak benar 1
Siswa tidak menyimpulkan apa-apa 0

Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Skor maks 8 Keseriusan
Skor maks 8 Inisiatif
Skor maks 8
1
2
3

Keterangan: Berilah tiap kolom kegiatan dengan skor dengan rentangan 4—8!

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah


...................................................... ........................................
NIP NIP


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 12.1

Sekolah : SMP .......
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 12. Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.

Kompetensi Dasar 12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi.

Indikator (1) Mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi kalimat tidak langsung.
(2) Mampu mengubah teks wawancara menjadi narasi.
(3) Mampu menyunting narasi sendiri atau teman.
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi kalimat tidak langsung.
2. Siswa mengubah mengubah teks wawancara menjadi narasi
3. Siswa mampu menyunting narasi sendiri atau teman.
II. Materi Pembelajaran
1. Pengubahan kalimat langsung menjadi tidak langsung.
Dona : “Bukumu tertinggal di kelas!”
Vega : “Bukan bukuku yang tertinggal di kelas.”
Diubah menjadi
Dona mengatakan bahwa buku vega tertinggal di kelas.
Vega mebantah bahwa bukan bukunya yang tertinggal di kelas.

2. Pengubahan teks wawancara ke bentuk narasi.
Siti Rahmawati yang lebih dikenal sebagai Siti KDI sempat diwawancarai Reporter Cyber MQ, Indriyatna Sugiyarta pada Rabu 13/4 malam lalu, dengan hasil sebagai berikut.
Indriyatna : “Bagaimana kiat Siti dalam meniti karir ini sehingga dapat sukses?”
Siti : “Mensyukuri apa yang kita dapat. Kita juga harus menyadari bahwa
kita tidak selamanya begini, karena itu harus banyak berdoa dan
berusaha dalm mempebaiki arti hidup. Hidup ini kan belajar, jadi
kesalahan yang kemarin kita perbaiki agar dapt lebih baik ke
depannya.”
Indriyatna : “Selain bernyanyi kami melihat Siti juga bermain sintron, bagaimana
ceritanya?”
Siti : “Awalnya kagok sewaktu syuting sinetron, yang di sana juga berperan
sebagai Siti. Memang awalnya kaget, sebab belum ada dasar akting,
namun lama kelamaan Siti bisa belajar dari artis-artis sinetron lain
yang lebih senior, seperti Mbak Mariam Bellina yang berperan sebagai
ibu tiri, dan Mbak Innike yang berperan sebagai ibu angkat. Siti
banyak belajar dari keduanya tentang ilmu akting.
Indriyatna : “Nebgenai honor menyanyi, apakah lebih besar dari sinetron? Apakah
kakak Siti mendukung karir Sitibdi KDI?”
Siti : “Menurut Siti, sewaktu bernyanyi yang penting itu adalah audience
kita, masalah honor sih nomor dua. Kakak sangat mendukung Siti
dalam hal apapun, termasuk di KDI. Banyak sekali ilmu yang didapat
dari kakak, dan tentunya karir Siti bermula dari KDI."

Contoh Teks Narasi
Kiat Siti dalam meniti karir sehingga dapat sukses adalah mensyukuri apa yang didapat. Dia harus menyadari bahwa dia tidak selamanya sukses, karena itu harus ia banyak berdoa dan berusaha dalam mempebaiki arti hidup. Baginya hidup ini belajar, jadi kesalahan yang kemarin diperbaiki agar dapat lebih baik ke depannya.
Selain bernyanyi Siti juga bermain sintron. Awalnya ia kagok sewaktu syuting sinetron dan berperan sebagai Siti. Awalnya ia kaget, sebab belum ada dasar akting, namun lama kelamaan ia bisa belajar dari artis-artis sinetron lain yang lebih senior, seperti Mariam Bellina yang berperan sebagai ibu tiri, dan Innike yang berperan sebagai ibu angkat. Ia merasa banyak belajar dari keduanya tentang ilmu akting.
Soal honor ia tidak mengutamakan. Baginya, sewaktu bernyanyi yang penting itu adalah kepuasan audience . Soal kakaknya, ia mengaku bahwa kakaknya sangat mendukung dalam hal apapun, termasuk di KDI. Ia banyak sekali menimba ilmu dari kakaknya. Ia mengawali karirnya dari KDI."

3. Penyuntingan teks narasi.
III. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Inkuiri
5. Learning Community
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa membaca teks wawancara yang diberikan guru.
2. Siswa bertanya jawab mengenai karakteristik teks wawancara.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mengkliping teks wawancara dari surat kabar atau majalah dilandasi rasa ingin tahu.
2. Siswa membaca teks wawancara dari kliping yang telah dipilihnya dilandasi rasa ingin tahu.
3. Siswa bertanya jawab mengenai cara penulisan kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung secara tepat dan santun.
4. Siswa berdiskusi mengubah kalimat langsung dalam teks wawancara menjadi kalimat tidak langsung secara cermat.
5. Siswa siswa menampilkan hasil diskusi kelompok untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri.
6. Siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan tanggapan kelompok lain secara cermat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan siswa mengenai kesulitan siswa dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.
2. Guru menyampaikan teknik mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung sebagai bahan pengembangan siswa.
3. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang .
10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati contoh narasi yang ditulis dari teks wawancara.
2. Bertanya jawab mengenai kegiatan membuat narasi dari teks wawancara.
3. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam teks wawancara secara tepat.
2. Siswa menarasikan teks wawancara berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah disusunnya dalam beberapa paragraf secara tepat.
3. Siswa menukarkan hasil pekerjaan membuat narasi teks wawancara ke teman sebangkunya untuk disunting (ketepatan isi, bahasa, EYD, kalimat, dan pilihan kata). Terbuka/kerelaan
4. Siswa memperbaiki hasil pekerjaannya berdasarkan hasil suntingan teman secara cermat.
5. Siswa dan guru memilih tiga narasi terbaik untuk diberi penghargaan secara objektif
6. Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran mengenai kegiatan menarasikan teks wawancara secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi.
2. Bertepuk tangan untuk mengakhiri keberhasilan belajar.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Media cetak
2. Model teks narasi dari teks wawancara
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.110-113).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.188-192).

VI. Penilaian
1. Teknik : tes tulis
2. Bentuk instrumen : tes Uraian
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal uraian
1. Bacalah teks wawancara berikut kemudian kerjakan soal berikut ini!
2. Ubahlah kalimat langsung di dalam teks wawancara menjadi kalimat tidak langsung!
3. Ubahlah teks wawancara tersebut menjadi teks narasi!
4. Suntinglah tulisan narasimu!

Kriteria penskoran tes uraian

Kegiatan Skor
Pengubahan kalimat langsung menjadi tidak langsung benar semua 5
Pengubahan kalimat langsung menjadi tidak langsung salah satu 3
Pengubahan kalimat langsung menjadi tidak langsung salah lebih dari satu 2
Pengubahan kalimat langsung menjadi tidak langsung salah semua 0

Rubrik penilaian mengubah teks wawancara menjadi narasi
Nama siswa : ......................................
Tanggal : ......................................
Topik wawancara : ......................................


No Aspek Deskriptor Skor maks Perolehan skor
1 Kesesuaian isi Narasi yang disusun sesuai dengan konteks wawancara 5
2 Keruntutan kalimat Kalimat narasi disusun dengan bahsa yang runtut dan mudah dipahami. 5
3 Diksi Narasi yang disusun menggunakan pilihan kata yang tepat
3
4 EYD Narasi yang disusun benar dalam EYD 2


Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)


..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah

...................................................... ........................................
NIP NIP











RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 12.2

Sekolah : SMP ............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 12. Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk
narasi dan pesan singkat.

Kompetensi Dasar 12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi, dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.

Indikator (1) Mampu menulis pokok-pokok pesan yang ditulis.
(2) Mampu menulis pesan singkat sesuai dengan konteks.
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menulis pokok-pokok pesan yang ditulis.
2. Siswa mampu menulis pesan singkat sesuai dengan konteks.
II. Materi Pembelajaran
1. Pokok-pokok isi pesan singkat (contoh)
a. Ada rapat mendadak di dinas pendidikan kabupaten sehingga tidak dapat memberi sambutan dalam rapat komite.
b. Meminta koordinator staf untuk mewakili memberikan sambutan.

2. Penulisan pesan singkat sesuai konteks
a. Media Memo (cetak)

DINAS PENIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KAB. MALANG
SMP..........................
Jl. ....................................................................Telepon...............
MEMO
Kepada : Koordinator Staf
Dari : Kepala Sekolah
Hal : Pemberian sambutan dalam rapat komite

Gantikan saya memberikan sambutan dalam rapat komite karena saya mengikuti rapat mendadak di dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten.

Malang, ...............200..


Drs. ....................

b. Media SMS-HP (elektronik)

Gantikn sy beri smbtn dlm rpt komite, sy ada rpt di diknas kab.


III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa bertanya jawab mengenai aktivitas sehari-hari yang memungkinkan membuat pesan singkat.
2. Siswa bertanya jawab mengenai hal-hal yang terdapat dalam pesan singkat.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa membaca contoh pesan singkat secara detail.
2. Siswa berdiskusi menemukan ciri-ciri penulisan kalimat pesan singkat penuh perhatian.
3. Siswa menampilkan hasil diskusinya untuk dikomentari kelompok lain penuh percaya diri.
4. Siswa merumuskan sistematika kalimat pesan singkat yang benar secara tepat.
5. Siswa mendiskusikan pokok-pokok pesan singkat sesuai dengan konteksnya untuk dibuat menjadi pesan singkat secara cermat.
60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan meminta tanggapan siswa mengenai kesulitan siswa merumuskan sistematika kalimat pesan singkat dengan isi yang tepat.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran terkait langkah-langkah menyusun pesan singkat.
3. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang . 10
Refleksi
Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati apersepsi mengenai kegiatan menulis pesan singkat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa menulis pokok-pokok pesan singkat yang akan dibuatnya sesuai konteks secara cermat.
2. Siswa menulis pesan singkat sesuai dengan konteks dan menggunakan kalimat yang efektif dan bahasa santun penuh kerja keras dan cermat.
3. Siswa menukarkan hasil tulisannya kepaa teman sebangku untuk disunting.
4. Siswa menyunting tulisan pesan singkat mengenai keefektifan kalimatnya, kesesuaian isi dengan konteks, dan kesantunan bahasanya, serta ketepan EYD secara tepat.
5. Siswa memperbaiki hasil tulisannya berdasarkan hasil suntingan teman secara cermat.
6. Siswa dan guru memilih tiga tulisan pesan singkat terbaik untuk diberi penghargaan secara objektif.
7. Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran mengenai kegiatan menulis pesan singkat secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menulis pesan singkat.
2. Bertepuk tangan untuk mengakhiri keberhasilan belajar.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Teks bacaan
2. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.81-82).
3. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.67-71).

VI. Penilaian
1. Teknik : tes tulis
2. Bentuk instrumen : tes Uraian
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal uraian
Bacalah teks wawancara berikut kemudian kerjakan soal berikut ini!
1. Tulislah pokok-pokok pesan dari teks yang disediakan!
2. Tulislah pesan singkata sesuai dengan pokok-pokok pesan, kalimat yang efektif dan bahasa yang santun!

Kriteria penskoran tes uraian
Kegiatan Skor
Pokok-pokok pesan sesuai dengan teks 3
Pokok-pokok pesan kurang sesuai dengan teks 2
Siswa tidak mengerjakan apa-apa 0

Rubrik penilaian menulis pesan singkat
Nama siswa : ......................................
Tanggal : ......................................
No Aspek Deskriptor Skor maks Perolehan skor
1 Isi Isi pesan singkat sesuai dengan konteks 5
2 Keruntutan kalimat Kalimat pesan singkat disusun dengan bahasa yang efektif dan mudah dipahami. 5
3 kesantunan Pesan singkat disusun dengan bahasa yang santun
3
4 EYD Pesan singkat disusun dengan memperhatikan EYD 2


Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)



Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
Dst,

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah

...................................................... ........................................
NIP NIP

























RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 13.1

Sekolah : SMP.............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 13. Memahami pembacaan puisi

Kompetensi Dasar 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi

Indikator (1) Mampu mengemukakan cara pelafalan, intonasi, ekspresi pembacaan puisi.
(2) Mampu memberi tanggapan dengan alasan yang logis pembacaan puisi yang didengar/disaksikan.

Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu mengemukakan cara pelafalan, intonasi, ekspresi pembacaan puisi.
2. Siswa mampu memberi tanggapan dengan alasan yang logis pembacaan puisi yang didengar/disaksikan
II. Materi Pembelajaran
1. Pelafalan, intonasi, ekspresi pembacaan puisi
Pelafalan meliputi kefasihan dan ketepatan pembacaan, jangan sampai ada yang salah baca huruf, suku kata, dan kata, jangan sampai ada pembacaan yang tidak jelas. Kata maju jangan sampai terbaca malu, kata bagimu jangan sampai terbaca bagiku. Kata padam jangan sampai terbaca pada,
Intonasi meliputi tempo (cepat lambat), nada (tinggi rendah), penjedahan (pemberhentian atau kesenyapan), dan volume (jangkauan suara). Upayakan keempat aspek tersebut terpenuhi dengan baik.
Ekspresi meliputi tampilan wajah, gerak tangan, penghayatan, dan keberanian tampil. Upayakan keempat aspek tersebut padu mendukung penampilan.

2. Pemberian tanggapan pembacaan puisi
Pemberian tanggapan komentar pada dasarnya adalah menilai, menjelaskan, mengkritik, dan memberikan saran. Karena itu, sebelum memberikan tanggapan perlu mendengarkan dan mengamati dengan sungguh-sungguh, memanfaatkan format penilaian, dan catatan. Jangan samapi berkomentar tanpa bukti yang kuat.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati contoh pembacaan puisi dari model/rekaman CD.
2. Siswa bertanya jawab mengenai teknik yang berhubungan dengan pembacaan puisi.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan/menyaksikan pembacaan puisi secara penuh dari model/rekaman CD penuh perhatian.
2. Siswa mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan teknik pembacaan puisi ( cara pelafalan, intonasi, dan ekspresi ) pembaca puisi penuh semangat.
3. Siswa menanggapi pembacaan puisi dengan memberi komentar atas keindahan maupun kekurangannya dengan alasan yang logis secara santun.
4. Siswa menyimpulkan cara pembacaan puisi yang baik dan indah secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menanggapi pembacaan puisi.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
3. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang .
10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Model pembaca puisi
2. Rekaman pembacaan puisi
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.55-57).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.20-25).
VI. Penilaian
1. Teknik : Observasi
2. Bentuk instrumen : Lembar observasi
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar observasi

1. Berilah tanggapanmu atas pembacaan puisi yang kamu dengar!
2. Bagaimana pelafalannya?
3. Bagaimana intonasinya?
4. Bagaimana ekspresinya?
5. Berikan penjelasanmu dengan alasan yang logis!


Rubrik Observasi
Lembar penilaian Observasi
Nama siswa : ......................................
Tanggal : ......................................

No Aspek Deskriptor Skor maks Perolehan skor
1 Isi Isi tanggapan didukung alasan logis. 5
2 Keruntutan kalimat Kalimat tanggapan disampaikan dengan runtut dan efektif 5
3 kesantunan Tanggapan diberikan dengan bahasa yang santun
2
4 vokal Tanggapan disampaikan dengan suara yang jelas. 3


Keterangan: isilah perolehan skor dengan rentangan skor maskimal tiap aspek penilaian!

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)





Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7
8
9
10
Dst,

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP
















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 13.2

Sekolah : SMP .........
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 13. Memahami pembacaan puisi

Kompetensi Dasar 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan

Indikator (1) Mampu menangkap isi puisi seperti gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat.
(2) Mampu mengungkapkan pesan-pesan puisi.
(3) Mampu mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata siswa.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menangkap isi puisi seperti gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat.
2. Siswa mampu mengungkapkan pesan-pesan puisi.
3. Siswa mampu mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata siswa.
II. Materi Pembelajaran
1. Gambaran isi puisi
a. Pengindaraan atau pencitraan meliputi citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan rabaan, citraan pencecapan, citraan penciuman, dan citraan gerak.
Contoh Penglihatan:
Kubiarkan cahaya bintang memilikimu
Kubiarkan angin yang pucat dan tak habis-habisnya
Gelisah, tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu

Contoh Pendengaran:
Sejuk pun singgah
Memeluk nisan demi nisan
Gerimis sore memetik kecapi

Contoh Perabaan:
Sejuk pun singgah
Memeluk nisan demi nisan

Contoh Pencecapan:
Ingin kuhalau hidup terasa pahit tembakau, berganti manisnya madu

Contoh Penciuman:
Kini kuhirup bau senja, bau kandil-kandil dan pesta
Bau pembebasan
Bau yang sunyi

Contoh Gerak:
Berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bungan padma

b. Perasaan dan pedapat penyair
Perasaan penyair terlihat dalam karyanya, apakah simpati atau membenci terhadap objek yang diceritakan. Misalnya terhadap korban lumpur, kemiskinan, pelacuran, atau lainnya. Demikian pula dengan pendapatnya juga terlihat dalam karyanya, misalnya biarkan saja, tangani, hati-hatilah.

2. Pesan-pesan puisi
Pesan atau amanat puisi dapat diketahui setelah membaca puisi dengan cermat.
Perhatikan puisi Tanah Kelahirah karya Ramadhan K.H. berikut ini
Tanah Kelahiran

Seruling di pasir ipis, merdu
Antara gundukanpohonan pina
Tembang menggema di dua kaki
Burangrang-Tangkuban perahu

Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis mneurun
Membelit tangga di tanah merah
Dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali,
Kenakan kebaya merah ke pewayangan
Jamrut di pucuk-pucuk
Jamrut di hati gadis menurun

3. Pengaitan puisi dengan kehidupan nyata
Adakah peristiwa/ kehidupan yang digambarkan dalam puisi mencerminkan/ masih ada dalam kehidupan sekarang? Berikan penjelasan dari sertiap pendapat!
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati contoh pembacaan puisi dari model/rekaman CD.
2. Siswa menyampaikan komentar keterkaitan puisi dengan kehidupan nyata.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan/menyaksikan pembacaan puisi secara penuh perhatian dari model/rekaman CD.
2. Siswa mendiskusikan gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat dalam puisi penuh imajinasi/kreasi.
3. Siswa mendiskusikan nada, suasana, irama, dan pilihan kata yang berkaitan dengan isi puisi secara tepat.
4. Siswa secara bergantian menyampaikan hasil diskusi kelompok untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri.
5. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas mengenai unsur-unsur pembangun puisi secara tepat.
60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menanggapi unsur -unsur puisi.
2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
3. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang . 10
Refleksi
Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati cuplikan pembacaan puisi dari model.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa dengan berdiskusi merumuskan pesan-pesan puisi yang didengar secara tepat.
2. Siswa menyimpulkan pesan-pesan puisi yang didengar dalam kalimat yang efektif secara tepat.
3. Siswa berdiskusi untuk menuliskan persamaan dan perbedaan kehidupan pribadi siswa dengan kehidupan dalam puisi secara tepat.
4. Siswa memperbaiki tulisannya dalam mereflesikan kehidupan puisi dengan kehidupan pribadi untuk memperoleh kesimpulan pelajaran secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan memberi tugas ke siswa untuk merefleksikan puisi dari media cetak dengan kehidupan saat ini, untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya.
2. Menampilkan pembacaan puisi dari CD untuk mengakhiri pelajaran.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Model pembacaan puisi
2. Rekaman pembacaan puisi
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.55-57).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.20-25).

VI. Penilaian
1. Teknik : tes tulis dan tesunjuk kerja
2. Bentuk instrumen : tes Uraian dan uji petik kerja produk
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal uraian

1. Simaklah pembacaan puisi berikut ini kemudian kerjakan soal berikut!
2. Tuliskan gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat yang terdapat dalam puisi yang dibacakan!
Kriteria penskoran tes uraian
Kegiatan Skor
Gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat dalam puisi logis dan sesuai dengan konteks puisinya. 3
Gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat dalam puisi kurang logis dan menyimpang dari konteks. 2
Siswa tidak mengerjakan apa-apa 0

3. Tulislah pesan-pesan yang terdapat dalam puisi yang dibacakan!
Kriteria penskoran tes uraian
Kegiatan Skor
Pesan-pesan yang dituliskan sesuai konteks puisi 3
Pesan-pesan yang dituliskan menyimpang dari konteks 2
Siswa tidak mengerjakan apa-apa 0

4. Diskripsikan persamaan dan perbedaan kehidupan pribadimu dengan kehidupan dalam puisi!

Kriteria penskoran tes uraian
Kegiatan Skor
Siswa mendiskripsikan perbedaan dan persamaan kehidupan dengan isi pusi secara logis. 3
Siswa mendiskripsikan perbedaan dan persamaan kehidupan dengan isi pusi tidak logis. 2
Siswa tidak mengerjakan apa-apa 0

Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (15)



Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7
8
9
10
Dst,

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 14.1

Sekolah : SMP...............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 14.Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen

Kompetensi Dasar 14.1 Menanggapi cara pembacaan cerpen

Indikator (1) Mampu mengungkapkan alur cerita, penokohan/karkater, isi, pesan, dan suasana cerpen yang didengarkan.
(2) Mampu menanggapi lafal, intonasi, dan ekspresi pembaca cerpen.
(3) Mampu menanggapi cara pembacaan cerpen.
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu mengungkapkan unsur alur cerita , penokohan, isi, pesan, dan suasana cerpen yang didengarkan.
2. Siswa mampu mengungkapkan lafal,intonasi, dan ekspresi pembaca cerpen.
3. Siswa mampu menanggapi cara pembacaan cerpen
II. Materi Pembelajaran
1. Pengungkapan alur cerita, penokohan, isi, pesan, dan suasana cerpen
Contoh Cerpen
Dua Wanita Cantik
Karya Jujur Prananto
Menemukan sebatang lipstik di laci meja, mesti nya merupakan kejadian biasa-biasa saja. Apalagi meja itu ada di kamar seorang gadis remaja cantik berusia enam belas tahun. Makin tak ada yang pantas dianggap istimewa.
Tapi tidak demikian bagi Yustin. Waktu ia kehilangan gunting kuku dan mencari-carinya di segala penjuru rumah, sampai akhirnya membuka laci meja kamar anaknya dan secara kebetulan menemukan lipstik di situ, Yustin merasakan desir tajam mengusik perasaannya. Sebuah desir yang nyaris sama dirasakannya empat tahun lalu ketika suatu siang Meta pulang sekolah sebelum waktunya, saat anak itu masih kelas enam sekolah dasar.
Dengan napas terengah-engah, mata sembab dan isak tertahan, Meta lari kencang memasuki halaman rumah, dan menghambur ke dalam sambil berteriak-teriak me-manggil.
"Bunda! Bunda! Perutku luka!"
Yustin terperanjat dan dengan penuh kepanikan ber¬gegas membuka baju anaknya, tapi tak dijumpainya setitik pun luka.
"Bukan di situ, Bunda. Tapi luka dalam. Ada darah keluar membasahi celanaku''
Saat itu Yustin menghembuskan napas lega, dan menjelaskan pada Meta bahwa anaknya itu mengalami haid untuk yang pertama. Namun, pada saat yang sama Yustin merasakan pula desir tajam yang merisaukan perasaannya. Dan kerisauan ini kian menjadi-jadi sejalan dengan terus berjalannya waktu, justru karena Meta tumbuh begitu pesat menjadi gadis remaja, jauh men¬dahului kawan-kawan seusianya.
Di antara wajah-wajah kekanak-kanakan dan badan-¬badan mungil siswi kelas satu SMP, Meta tampil amat menonjol oleh tubuhnya yang begitu semampai, anggun dan memesona. Sementara teman-teman wanita seke¬lasnya masih berkaus singlet untuk menutupi dadanya yang baru mulai tumbuh, Meta sudah harus mengenakan beha, layaknya wanita dewasa. Sementara yang lain masih menebar "bau matahari" saat berpanas-panas berjalan kaki pulang sekolah, Meta sudah menebar wangi tubuh yang bisa menggetarkan birahi lelaki.
Bagi Yustin, hari demi hari berlalu tanpa pernah sama sekali terbebas dari rasa cemas. Bayangan-bayangan buruk senantiasa melintas dibenaknya meski cuma sekilas, justru karena ia tahu persis, betapa sejenis malapetaka bisa setiap saat menerpa anaknya.
Untuk sementara, bayangan-bayangan buruk itu me¬mang tinggal bayangan. Sebab, nyatanya, dalam kema¬tangan tubuhnya Meta tetap tampil sebagai gadis lugu berwajah polos. Yang bisa tertawa dan menangis seba¬gaimana layaknya remaja seusianya. Sampai ia lulus SMP. Sampai ia masuk SMU. Sampai ia berusia enam belas tahun. Sampai ibunya menemukan sebatang lipstik di laci meja di kamarnya. Ialah sebuah benda yang sang bunda tak pernah membelikan untuknya. Yang berarti untuk pertama kali ia mempunyai inisiatif sendiri untuk me¬miliki sesuatu di luar segala macam kebutuhan pribadi yang selama ini selalu disediakan atau dipilihkan oleh bundanya: baju-yang tak pernah berlengan pendek, rok-yang panjangnya selalu di bawah lutut, sepatu, pakaian dalam, bedak, shampo....... Dan lipstik tak pernah ada daftar itu!

"Darimana kau dapatkan lipstik ini, Meta?" "Aku beli sendiri, Bunda."
"Kenapa? Untuk apa?" "Kenapa Bunda tanya begitu?"
Giliran Yustin terdiam. Ditatapnya anaknya dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Lalu dirang¬kulnya. "Bunda mau bicara sebentar."
"Tapi Meta sudah mau berangkat sekolah."
"Sepagi ini? Bukankah kau masuk jam setengah satu siang?"
"Rosanti sakit. Ia tak bisa datang menjemput. Aku harus berangkat naik bis kota."
"Biar bunda nanti antar kau naik taksi."
"Tak usah, Bunda. Ongkos taksi ke sekolah tak kurang dari tiga puluh ribu."
"Omongan bunda kali ini akan jauh lebih berharga dibanding uang tiga puluh juta sekalipun."
Meta terdiam. Ia tak kuasa menolak saat ibunya membimbingnya masuk kamar. Dan membawanya menghadap cermin besar yang menempel di pintu almari. Hingga nampaklah di sana dua wajah wanita cantik yang berbeda usia dan gaya. Yang satu begitu remaja dengan tata-rambut yang mencitrakan kemasa-kinian yang begi¬tu dinamis, satu lagi adalah wajah penuh kematangan dan tempaan pengalaman hidup, yang sebagian rapat terlindung di balik kerudung berbordir putih bersih.
"Perhatikan bibirmu secara saksama, Meta."
"Bibir saya kenapa, Bunda?"
"Kau lihat kulitnya yang cokelat tua kemerahan? Kau lihat bentuk tepiannya yang melengkung indah itu? Lalu coba sentuh dengan tanganmu. Bisa kau rasakan kelem-butan kulitnya? Bisa kau rasakan kekenyalan daging di dalamnya?"
"Lalu kenapa, Bunda?"
"Kau dikaruniai bibir yang sangat indah, Meta. Sede¬mikian indah hingga kau tak perlu menambah apa pun untuk memperindahnya."
"Tapi... "
"Kau pasti ingin mengatakan bahwa memperindah yang sudah indah itu bukan tindakan yang salah." Meta mengiyakan dengan cara terdiam.
"Mungkin kau benar. Tapi sekarang cobalah buka pakaianmu."
"Apa, Bunda...?"
"Jangan bertanya dulu buat apa. Buka saja dulu pakaianmu. Semuanya."
Dengan perasaan berdebar dan bertanya-tanya Meta membuka seluruh pakaiannya. Yustin pun mengamatinya tanpa berkedip. Lalu menghela napas panjang serta menggumamkan nama Tuhan.
"Kenapa, Bunda?"
"Mestin,ya kau patut bersyukur atas karunia kein¬dahan inii..."
"Kenapa mestinya?"
"Karena keindahan ini sekaligus bisa jadi beban berat buat kamu."
"Meta tak tahu apa maksud Bunda."
"Kau pasti pernah merasakan, atau sering merasakan, atau senantiasa merasakan, betapa setiap pria yang kau jumpai akan menyempatkan diri untuk-paling tidak¬ sekadar memandangmu. Lewat pandangan itu dia bisa mengagumimu memujimu, atau lebih dari itu: berhasrat ingin menyayangimu, menyentuhmu, membelaimu, me¬melukmu... atau..."
"Jangan berpikir sejauh itu, Bunda!"
"Bunda tidak berpikir terlalu jauh, Meta. Ini bisa begitu saja terjadi atas diri kamu. Kapan pun."
"Lalu menurut Bunda aku harus bagaimana?"
Yustin terdiam beberapa saat. Dipeluknya anaknya erat-erat sambil matanya tetap memandang ke cermin. Mengamati anaknya sekaligus dirinya. Membandingkan dua wajah cantik itu dengan berbagai macam perasaan. Dengan berbagai kecemasan.
"Waktu kecil bunda pernah punya tetangga bernama Amsar. Badannya besar dan kekar. Penampilan fisiknya ini membuat orang-orang jadi takut padanya, hingga yang pada mulanya ia hidup biasa-biasa saja sebagai layaknya pemuda desa. Oleh sikap orang-orang di se¬kitarnya ini ia justru berubah, setelah ia berangsur¬-angsur sadar dirinya ditakuti orang. Lama-lama ia mulai menikmati rasa takut orang-orang ini. Dan ini mem¬buatnya jumawa."
"Lalu...... maksud Bunda?"
"Kau pasti tahu maksudku, Meta."
"Bunda khawatir... aku dimanjakan oleh kecantikan¬ku sendiri'?"
Yustin makin erat memeluk anaknya. Matanya ter¬pejam. Pipinya membasah.
"Kenapa Bunda menangis?"
"Bunda cuma khawatir, Nak. Bunda cuma kha¬watir..."
Memang cuma sejauh itu yang bisa terucap dari mulut Yustin. Tak mungkin ia menjelaskan kenapa kekhawatiran itu senantiasa muncul dalam dirinya. Tak mungkin ia bercerita, bahwa saat melihat tubuh telanjang anaknya, ia melihat sosok dirinya dua puluh lima tahun yang lalu: Yustin yang cantik, yang setiap hari mendengar decak kagum, siutan panjang, panggilan mesra, pujian, serta rayuan dari para pria yang berlomba-lomba men¬dapatkannya.
Dan Yustina tak kuat bertahan, sebab segala rupa sanjungan itu lama-lama sangat dinikmatinya. Sangat disadarinya memiliki kekuatan luar biasa yang tidak selalu dimiliki oleh wanita lain. Ialah kekuatan untuk mendapatkan sesuatu dengan cara sangat gampang.
Sampai suatu saat seorang lelaki berucap padanya, "Wanita secantik kamu tak perlu bekerja. Tinggallah di rumah yang kau boleh pilih sendiri yang kau suka. Bepergianlah ke mana pun ingin kau tuju, dengan mobil yang boleh kau pilih sesukamu pula. Berbelanjalah apa pun yang ingin kau miliki, dan gunakanlah kartu debet atas namamu yang tak perlu kau pikirkan pengisian dananya. Yang penting kau senantiasa ada di rumah untuk menyambutku setiap aku datang ke rumahmu."
Dan Yustin tak kuat untuk menolak.
"Cuma ada satu syarat yang harus kau taati: Jangan ganggu istri dan anak-anakku."
Dan Yustin tak kuasa untuk menggugat.
Juga ketika lelaki itu sekian tahun kemudian meng¬hilang tanpa kabar. Ketika tiba-tiba kartu debetnya ditolak kasir. Ketika tiba-tiba datang sekelompok orang yang mengaku rumah tempat tinggalnya sebagai milik mereka. Ketika tiba-tiba ia sadar bahwa bayi dalam kandungannya kelak secara hukum tak akan pernah berayah. Dan Yustin tak mungkin bercerita, bahwa bayi itu kelak diberinya nama Meta.

Meta sesaat mengamati lipstik yang ditemukan ibu¬nya dan menghela napas panjang. "Kenapa aku begitu ceroboh menaruhnya di sini?" pikirnya. Ia pun buru-buru membuka almari, mengambil sebuah tas yang tersimpan di bawah tumpukan baju, dan memasukkan lipstik itu ke dalamnya, menyatukannya dengan kelengkapan rias berikut asesori lainnya: lipgloss, eyeshadow, eyeliner, blush-on, maskara, giwang, anting, kalung, gelang, stiker tattoo dan pernik-pennik lainnya. Lalu Meta cepat-cepat memasukkan tas kulit itu ke dalam ransel berbahan parasit yang biasa dipakainya ke sekolah. Ketukan pintu membuatnya kaget. "Ya, Bunda?"
"Sudah siap kau berangkat?"
Wajah Meta seketika menegang. "Tapi Bunda tidak jadi mengantarku ke sekolah naik taksi, kan?"
"Kenapa? Hilang lima puluh ribu pun kali ini bunda tak merasa rugi."
Sekonyong-konyong terdengar suara getar di per¬mukaan meja kaca. Meta bergegas mengambil handphone yang tersembunyi di balik tumpukan bukunya. Ada nama seorang pria tertayang di layar. Dengan tangan gemetar Meta memencet tombol terima, dan bicara dengan suara selirih-lisihnya. "Halo...?"
"Meta??? Kamu di mana sih dari tadi aku nelpon nggak diangkat-angkat? Tadi hampir sejam aku tunggu di lobby kamunya nggak datang-datang. Sekarang aku sudah di kamar Kamar 501. Kalau nanti kamu datang aku pas keluar, minta aja kunci ke resepsionis. Entar aku bilang ke resepsionis kalau kamu mau datang. Oke, ya?"
"Sebentar, Oom...!"
Tapi telepon di seberang sana sudah terputus. Dan yang terdengar kemudian ialah suara ibunya yang nam¬paknya berdiri persis di depan pintu di luar kamar.
"Kau bicara sama siapa, Meta?"

Jakarta, 11 Desember 2002

Dikutip dari kumpulan Cerpen Sepi pun Menari di Tepi Hari, diterbitkan Kompas, tahun 2004, Editor Kenedi Nurhan.

Sebagai pendengar yang akan memberikan komentar terhadap pembacaan cerpen dituntut memahami unsur cerpen. (1) Menentukan alur cerita dengan mendata rangkaian peristiwa yang dihadirkan dan pengurutannya. Beralur maju atau mundur, rapat atau renggang, menarik apa tidak, ada kebaruan apa tidak. (2) Menentukan tokoh dan karakternya. Siapa tokoh utama, tokoh pembantu, dan bagaimana watak masing-masing tokoh, siapa yang protagonisndan siapa yang antagonis. (3) Menentukan isi cerpen, apa sebenarnya masalah yang dibahas atau disajikan, apa topik dan temanya. (4) Menentukan amanat atau pesan penulis lewat karyanya, misalnya jadi anak hendaklah mengahargai orang tua, bagaimanapun keadaannya. (5) Menentukan suasana cerita yang digambarkan, menyenangkan, menyedihkan, nmengharukan, dan memprhatinkan.

2. Pengungkapan lafal, intonasi, dan ekspresi pembaca cerpen
Saat mendengarkan pembacaan cerpen, lakukan penilian dan pencatatan terhadap tiga aspek berikut ini.
Pelafalan meliputi kefasihan dan ketepatan pembacaan, jangan sampai ada yang salah baca huruf, suku kata, dan kata, jangan sampai ada pembacaan yang tidak jelas. Kata maju jangan sampai terbaca malu, kata bagimu jangan sampai terbaca bagiku. Kata padam jangan sampai terbaca pada,
Intonasi meliputi tempo (cepat lambat), nada (tinggi rendah), penjedahan (pemberhentian atau kesenyapan), dan volume (jangkauan suara). Upayakan keempat aspek tersebut terpenuhi dengan baik.
Ekspresi meliputi tampilan wajah, gerak tangan, penghayatan, dan keberanian tampil. Upayakan keempat aspek tersebut padu mendukung penampilan.

3. Penanggapan pembacaan cerpen
Berikan tanggapan terhadap pembacaan cerpen secara objektif, manfaatkan catatan atau format penilaian yang ada. Berikan fakta yang ada, komentari, dan berikan saran.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati cuplikan pembacaan cerpen oleh model/rekaman CD.
2. Siswa menyampaikan tanggapan terhadap pembacaan cuplikan cerpen.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan/menyaksikan pembacaan cerpen secara penuh perhatian dari model/rekaman CD.
2. Siswa berdiskusi untuk mengungkapkan, penokohan, isi, pesan, dan suasana dalam pembacaan cerpen secara tepat.
3. Siswa mendiskusikan lafal, intonasi, dan ekspresi pembacaan cerpen dikaitkan dengan unsur pembangun cerpen (kekuatan penokohan, latar, alur cerita dll) secara tepat.
4. Siswa secara bergantian menyampaikan hasil diskusi kelompok untuk ditanggapi kelompok lain penuh kerja keras dan santun.
5. Siswa menyimpulkan pelajaran berdasarkan kesimpulan kegiatan diskusi kelas menanggapi pembacaan cerpen secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen.
2. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang .
10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati kembali cuplikan pembacaan cerpen dari model/CD.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendiskusikan cara pembacaan cerpen dikaitkan dengan pengungkapan penokohan (karakter tokoh), alur, isi, pesan dan suasana cerpen secara tepat.
2. Siswa mendiskusikan cara pembacaan cerpen dikaitkan dengan kekuatan pelafalan, intonasi,dan ekspresi pembaca dalam membangun cerita secara tepat.
3. Siswa menyampaikan hasil diskusi untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri dan santun.
4. Siswa merumuskan kesimpulan tanggapan cara pembacaan cerpen yang tepat berdasarkan unsur-unsur pembangunnya secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai hal-hal yang dihadapai siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen.
2. Menampilkan cuplikan pembacaan cerpen dari CD untuk mengakhiri pelajaran.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Model pembacaan cerpen
2. Rekaman pembacaan cerpen
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.66-68).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.114-123).
VI. Penilaian
1. Teknik : Tes lisan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal tes lisan
Simaklah pembacaan cerpen berikut ini kemudian kerjakan soal berikut!
(1) Bagaimana pendapatmu mengenai pengungkapan alur cerita dalam pembacaan cerpen tersebut?
(2) Bagaimana pendapatmu mengenai penokohan dalam pembacaan cerpen?
(3) Ungkapkan kembali isi, pesan, dan suasana dari cerpen yang kamu dengarkan!
(4) Bagaimanakah lafal, intonasi, dan ekspresi pembaca cerpen yang kamu saksikan? Jelaskan!
(5) Bagaimanakah pendapatmu cara pembacaan cerpen yang kamu lihat bila dikaitkan dengan, isi, pesan, dan suasana cerpen? Jelaskan satu per satu.

Kriteria penskoran tes lisan
Kegiatan Skor
Siswa menjawab tiap butir pertanyaan dengan tepat 2
Siswa menjawab namun jawaban kurang tepat 1
Siswa tidak menyampaikan tanggapan apa-apa 0
Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (10)


Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.
No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7
Dst,

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5


..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 14.2

Sekolah : SMP ..............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 14. Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen

Kompetensi Dasar 14.2 Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen dengan
realitas sosial

Indikator (1) Mampu mendata latar cerpen.
(2) Mampu mengaitkan latar cerpen dengan relaitas sosial masa kini.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi latar dalam cerpen yang didengarkan.
2. Siswa mampu mengaitkan latar dalam cerpen dengan realitas sosial masa kini.
II. Materi Pembelajaran
Naskah Cerpen Dua Wanita Cantik (14.1).
1. Identifikasi latar dalam cerpen
a. Latar tempat : rumah Yustin dan anaknya Meta
b. Latar waktu : siang hari
c. Latar sosial : keluarga yang hanya terdiri dari seorang ibu cantik dan putrinya yang cantik pula.
d. Latar psikis : kegelisan seorang ibu yang putrinya beranjak remaja dan memiliki kecantikan seperti dirinya tetapi bernasib malang, membesarkan anak tanpa pendamping seorang suami, karena menjadi wanita simpanan, dan ternyata tanpa sepengetahuannya putrinya bernasib sama dengan dirinya.

2. Pengaitan latar cerita dalam cerpen dengan realitas sosial masa kini.
a. Jumlah keluarga dengan status satu orang tua sekarang ini cenderung semakin meningkat, hidup tanpa suami menjadi tren di kalangan tertentu, baik sebagai pilihan hidup, maupun terpaksa.
b. Baik sebagai pilihan maupun terpaksa, rata-rata bermula dari hidup dengan merahasiakan status suami karena berbagai pertimbangan, atas permintaan suami karena takut diketahui oleh istri pertama atau takut diketahui publik, untuk menjaga nama baik atau kelangsungan kekuasaan atau jabatan.
c. Kehidupann yang demikian, sebagian besar dialami oleh para wanita cantik yang tidak mampu menahan godaan materi atau rayuan lelaki.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati cuplikan pembacaan cerpen oleh model/rekaman CD.
2. Siswa menyampaikan tanggapan terhadap pembacaan cuplikan cerpen terkait dengan latar ceritanya.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan/menyaksikan pembacaan cerpen dari model/rekaman CD penuh perhatian.
2. Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi latar cerita dalam cerpen sesuai dengan jenis latar disertai bukti pendukung secara cermat.
3. Siswa secara bergantian menyampaikan hasil diskusi kelompok untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri.
4. Siswa menyimpulkan pelajaran berdasarkan kesimpulan kegiatan diskusi kelas dalam mengungkapkan latar peristiwa secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam mengungkapkan latar peristiwa dalam cerpen.
2. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang .
10
Refleksi
Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati pembacaan cerpen dan memberikan tanggapan terkait latar peristiwa.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa berdiskusi mengaitkan latar peristiwa dalam cerpen dengan realitas sosial masa kini secara tepat.
2. Siswa menyampaikan hasil diskusi untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri.
3. Siswa memperbaiki hasil pekerjaannya secara tepat.
4. Siswa menyimpulkan pelajaran secara tepat.
60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai kesulitan siswa dalam mengaitkan latar cerita cerpen dengan realitas sosial masa kini.
2. Menampilkan cuplikan pembacaan cerpen dari CD untuk mengakhiri pelajaran.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Model pembacaan cerpen
2. Rekaman pembacaan cerpen
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.66-68).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.114-123).

VI. Penilaian
1. Teknik : Tes lisan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal tes lisan

1. Simaklah pembacaan cerpen berikut ini kemudian kerjakan soal berikut!
2. Bagaimanakah latar yang terdapat dalam cerpen yang kamu dengarkan?
3. Bagaimana pendapatmu mengenai kerterkaitan latar cerita dengan realitas sosial masa kini?
4. Kemukakan bukti pendukung keterkaitannya tersebut.

Kriteria penskoran tes lisan
Kegiatan Skor
Siswa menjawab tiap butir pertanyaan dengan tepat 2
Siswa menjawab namun jawaban kurang tepat 1
Siswa tidak menyampaikan tanggapan apa-apa 0

Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum


Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7
8
9
10
Dst,

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP


















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 15.1

Sekolah : SMP ............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 15. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita.

Kompetensi Dasar 15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik kenestik sesuai dengan isi puisi.

Indikator (1) Mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan.
(2) Mampu membaca indah puisi
Alokasi Waktu : 6 X 40 menit ( 3 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan..
2. Siswa mampu membaca puisi dengan menggunakan irama suara, mimik kinestik sesuai dengan isi puisi.
II. Materi Pembelajaran
1. Penjedahan dalam puisi
Perhatikan contoh penjedahan pada puisi berikut!

Dialog Karya Usman Maine

Benarkah bangsaku tak berharta?
Aku tak percaya
Nyatanya,
Omzet penjualan mobil naik empat kasta

Benarkah bangsaku tak bermoral?
Ini pertanyaan tak masuk akal
Coba kau tarik ulur dengan nalar
Bukankah seruan pengajian dan
Kebaktian rutin terdengar

Benarkah bangsaku telah kehilangan nurani?
Pertanyaan ini membuatkun geli
Bukankan quota haji selalu terpenuhi
Pula, gereja, dan vihara tak hentinya
Panjatkan doa

Benarkah bangsaku bodoh?
Ah, jangan berseloroh
Kita punya segudang profesor kesohor
Dan ribuan doktor yang berebut pamor

Benarkah bangsaku malas?
Ajukan pertanyaan yang lebih bernas
Kau lupa,
Makin banyak orang lembur bekerja keras

Benarkah bangsaku korup?
Nampaknya kau salah hirup
Bukan udari wangi, tapi ectasy
Membuatmu lupa, jaksa tak mampu cari bukti
Jika bangsaku tak bodoh, tak miskin, tak malas,
Takn korup, masih beradab dan bermoral
Mengapa rakyat demikian menderita?
Mengapa persaudaraan tercabik oleh isuu agama?
Mengapa raja terus berkelana, ketika si kecil
Harus mengais demi hidupnya?
Ya Allah...
Kumohon pada-Mu
Beri peringatan para pemimpinku
Beritahu kami apa yang Engkau mau
Sebelum Kau kutuk bangsaku.

2. Pembacaan puisi.
Dalam pembacaan puisi perlu memperhatikan kualitas vokal, intonasi, irama, kesesuaian visualisasi, dan ekspresi.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati cuplikan pembacaan puisi dari model/rekaman CD.
2. Siswa bertanya jawab mengenai pembacaan puisi yang dicermatinya.
3. Siswa mengidentifikasi kebermaknaan pembacaan puisi.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan/menyaksikan pembacaan puisi secara penuh perhatian dari model/rekaman CD.
2. Siswa mendiskusikan isi , irama, volume suara, mimik, dan kinestik dari pembacaan puisi secara serius.
3. Siswa secara bergantian menyampaikan hasil diskusi kelompok untuk ditanggapi kelompok lain secara santun dan percaya diri.
4. Siswa memilih puisi sesuai dengan keinginan siswa secara variatif.
5. Siswa memberi tanda jeda terhadap puisi yang dipilihnya secara tepat
6. Siswa mendikusikan isi puisi untuk memperoleh pemaknaan isi puisi secara tepat
7. Siswa dan guru mendiksusikan teknik-teknik membaca puisi secara tepat.
8. Siswa berlatih membaca puisi secara tepat penuh percaya diri.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam kegiatan pembacaan puisi.
2. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang.
10
Refleksi
Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa bertanya jawab tentang kegiatan membaca puisi sebelumnya.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa membaca puisi secara individual dengan memperhatikan ketepatan irama, intonasi, jeda, dan ekspresi dengan penuh kerja keras
2. Siswa secara bergantian menilai penampilan siswa penampil secara santun dan objektif.
3. Secara bergantian siswa memberi komentar dan tanggapan berdasarkan pada hasil penilaian kepada siswa penampil secara santun dan objektif.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai kesulitan siswa dalam membaca puisi.
2. Menampilkan cuplikan pembacaan puisi dari CD untuk mengakhiri pelajaran.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Model pembacaan puisi
2. Rekaman pembacaan puisi
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.124-128).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.214-220).

6. Penilaian
1. Teknik : Obervasi
2. Bentuk instrumen : Lembar Observasi
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal Observasi

1. Berilah jeda pada puisi yang telah kamu tentukan!

Pendoman penskoran
Kegiatan Skor
Siswa memberi jeda puisi dengan benar 4
Siswa memberi jeda puisi kurang sesuai/salah kurang dari tiga 2
Siswa memberi jeda puisi salah lebih dari tiga 1
Siswa tidak memberi jeda 0

2. Bacalah puisi di depan kelas dengan irama, lafal, intonasi,kinestik dan ekspresi yang tepat!













Rubrik Penilaian pembacaan puisi diisi oleh guru dan siswa pada saat pengamatan!
Berilah tanda (√ ) pada kolom sesuai nilai yang kamu berikan (1, 2, 3, 4, dengan ketentuan 1 = kurang; 2 = sedang; 3 = baik; 4 = sangat baik.

Nama : ......................................
Tanggal : ......................................
Judul puisi : ......................................
No Aspek Diskriptor 1 2 3 4
1 Vokal Vokal jelas dan tepat
2 Intonasi Pengaturan jeda, tinggi rendahnya nada, keras lembutnya suara, dan cepat lambatnya pembacaan puisi
3 Irama Pengaturan cepat lambatnya dalam pembacaan puisi sesuai dengan makna yang diinginkan.
4 Kesesuaian visualisasi Visualisasi mendukung puisi
5 Ekspresi Gerak/mimik, sikap, dan ekspresi wajah serasi dan menjiwai makna puisi

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 sebagai berikut:



Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum


Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7
8
9
10
Dst,

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 15.2

Sekolah : SMP ..............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 15.Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen

Kompetensi Dasar 15.2 Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan.

Indikator (1) Mampu menuliskan garis besar cerita anak (sinopsis)
(2) Mampu menemukan perilaku, kebiasaan yang ada dalam buku cerita anak.
(3) Mampu menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan garis besar cerita anak (sinopsis)
2. Siswa mampu menemukan perilaku, kebiasaan yang ada dalam buku cerita anak.
3. Siswa mampu menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak.
II. Materi Pembelajaran
1. Identifikasi cerita anak

Tukang Cukur Sanwe
Sekitar dua ribu tahun sebelum masehi, di negeri cina, hiduplah seorang tukang cukur kaki lima. Ia sangat terampil, efisien, dan juga cukup terkenal. Dia selalu siap untuk menolong siapa saja. Tetapi karena pekerjaaanya, semua penduduk kota itu memandangnya dengan sikap merendahkannya.
Pada suatu ketika, datanglah dua orang pengawal kerajaan ke rumah tukang cukur Sanwe. Mereka disuruh Kaisar supaya mau memotong dan mencukur rambutnya.
Mendengar permintaan tersebut bukannya senang hati Sanwe, tetapi justru diliputi rasa cemas dan ketakutan yang amat besar. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah dan enak untuk dilakukan, karena kepala Kaisar penuh dengan penyakit koreng. Sudah puluhan tabib dari penjuru angin didatangkan, tetapi belum satu pun yang dapat menyembuhkan penyakit koreng itu.
Sudah banyak tukang cukur yang dipancung. Sebab memang demikian peraturannya. Bahwa setiap tukang cukur yang menyentuh koreng di kepala Kaisar, baik sengaja atau tidak. Sehingga Sang Kaisar kesakitan, tukang cukur tersebut harus dipancung tanpa harus diadili sebelumnya.
Begitu penduduk kota tahu bahwa tukang cukur Sanwe dipanggil ke kerajaan untuk mencukur kaisar, semuanya lantas berbisik, “Sampailah ajal Sanwe!“ Bahkan ada juga beberapa di antaranya yang datang menyalami tukang cukur Sanwe sebagai tanda turut berbela sungkawa.
Malam itu tukang cukur Sanwe tidak dapat memejamkan matanya, karena selalu memikirkan nasib buruknya. Ia mengasah gunting sampai tajam betul kemudian ia berlutut dan berdoa.
“Wahai para dewa yang ada di langit sana! Tolonglah hambamu yang hina ini. Besok pagi hamba harus ke kerajaan dan mencukur Sang Kaisar. Haruskah hamba mati karena pekerjaan hamba sendiri? Katanya seraya menangis terisak-isak.
Pada itu juga, rupanya Liu Syang Si, satu diantara dewa-dewa, sedang mengembara di langit di atas kota Sanwe tinggal yang gelap gulita. Ia mendengar doa tukang cukur Sanwe, dan langsung mendarat ke bumi. Ia masuk ke dalam alam mimpi Sanwe.
“Jangan kuatir, Sanwe,” demikian kata Liu Syang Si kapada Sanwe. “Besok, ketika kamu tiba di istana, dan saat kamu akan memasuki gerbang kerajaan, kamu akan berjumpa dengan seseorang yang sangat dengan wajahmu. Begitu melihat orang tersebut, segeralah pulang kembali ke rumahmu.”
Pagi-pagi sekali, Sanwe sudah sarapan dengan rasa cemas yang selalu menghantuinya. Ia tak percaya betul akan perkataan Liu Syang Si di dalam alam mimpinya semalam. Kemudian ia segera mengemasi perkakas cukurnya, dan berangkat ke istana dengan langkah gontai.
Alangkah terkejutnya Sanwe sebelum sampai gerbang kerajaan, ia melihat seseorang yang sangat mirip dengannya telah lebih dulu memasuki gerbang kerajaan. Dengan serta merta ia kembali ke rumah.
Tanpa sepengetahuan Sanwe, sesungguhnya orang mirip dengan dia adalah Liu Syang Si sendiri yang menyamar sebagai Sanwe. Para pengawal pun tidak bisa membedakannya. Mereka segera menggiring Liu Syang Si ke hadapan Sang Kaisar.
“Semua tukang cukur yang kupanggil kemari selalu gemetar. Mengapa engkau tetap senang dan sama sekali tidak memperlihatkan ketakutanmu, hai tukang cukur?” tanya Sang Kaisar.
“Hamba tidak perlu takut. Karena hamba bukan saja tukang cukur cukur yang paling piawai di seluruh kekaisaran ini, tetapi hamba juga seorang tabib yang sanggup menyembuhkan penyakit koreng Kaisar”, jawab Sanwe palsu
“Alangkah baiknya jika engkau menjaga mulutmu!” kata Kaisar dengan agak mengancam. “Kalau sampai kamu menyentuh penyakit korengku, bersiap-siaplah untuk segera menyongsong tibanya ajalmu, karena para algojoku tidak pernah gagal memancung kepala orang!”
Liu Syang Si menghaturkan sembah. Lalu mulailah ia mencukur Sang Kaisar. Ajaib ... benar-benar ajaib! Karena setiap guntingnya menyentuh koreng Sang Kaisar tersebut langsung sembuh dengan sendirinya. Melihat dan merasakan hal tersebut, bukan main senang hati Kaisar. Sebagai tanda terima kasihnya, Kaisar menawarkan emas berbungkal-bungkal kepada Liu Syang Si.
“Dengan segala sembah sujud hamba harus mengatakan bahwa hamba sama sekali tidak tertarik kepada emas apalagi memilikinya,” kata Sanwe palsu.
“Jadi apa maumu sebenarnya?” tanya Kaisar dengan heran dan sedikit tersinggung.
“ Kalau Kaisar berkenan, hamba hanya meminta selembar bendera merah kekaisaran, tak lebih dan tak kurang,” jawab Liu Syang Si dengan terus menundukkan kepala.
Akhirnya permohonanya dikabulkan. Liu Syang Si segera menerima dan membawanya pulang ke rumah Sanwe yang asli dengan berkata, “Kau tidak perlu takut lagi sekarang. Kibarkan saja selalu bendera merah kekaisaran ini di kedai cukurmu, sehingga semua orang akan mengetahui bahwa hanya kamulah yang telah berhasil mencukur sekaligus menyembuhkan penyakit koreng Kaisar”.
Setelah berkata demikian, secepat kilat Dewa Liu Syang Si menghilang tanpa bekas. Itulah sebabnya, sampai sekarang, di negeri Cina, semua tukang kedai cukur selalu memasang bendera merah untuk menandai bahwa dia adalah seorang tukang cukur yang piawai.
(Mentari Minggu IV, November 1998)

3. Perilaku, kebiasaan dalam buku cerita anak.
4. Penemuan realitas kehidupan anak dalam buku cerita anak.
4. Metode Pembelajaran
Diskusi
Tanya jawab
Inkuiri
Penugasan
5. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati cuplikan pembacaan cerpen oleh model/rekaman CD.
2. Siswa menyampaikan tanggapan terhadap pembacaan cuplikan cerpen.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendengarkan/menyaksikan pembacaan cerpen secara penuh perhatian dari model/rekaman CD.
2. Siswa berdiskusi untuk mengungkapkan, penokohan, isi, pesan, dan suasana dalam pembacaan cerpen secara tepat dan santun.
3. Siswa mendiskusikan lafal, intonasi, dan ekspresi pembacaan cerpen dikaitkan dengan unsur
4. pembangun cerpen (kekuatan penokohan, latar, alur cerita dll) secara tepat dan santun.
5. Siswa secara bergantian menyampaikan hasil diskusi kelompok untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri.
6. Siswa menyimpulkan pelajaran berdasarkan kesimpulan kegiatan diskusi kelas menanggapi pembacaan cerpen secara tepat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen.
2. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang .
10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati kembali cuplikan pembacaan cerpen dari model/CD.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mendiskusikan cara pembacaan cerpen dikaitkan dengan pengungkapan penokohan (karakter tokoh), alur, isi, pesan dan suasana cerpen secara tepat.
2. Siswa mendiskusikan cara pembacaan cerpen dikaitkan dengan kekuatan pelafalan, intonasi,dan ekspresi pembaca dalam membangun cerita secara tepat dan santun.
3. Siswa menyampaikan hasil diskusi untuk ditanggapi kelompok lain penuh percaya diri dan santun.
4. Siswa merumuskan kesimpulan tanggapan cara pembacaan cerpen yang tepat berdasarkan unsur-unsur pembangunnya secara tepat .

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai hal-hal yang dihadapai siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen.
2. Menampilkan cuplikan pembacaan cerpen dari CD untuk mengakhiri pelajaran.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Model pembacaan cerita anak
2. Buku cerita anak
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.99-103).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.138-146).

VI. Penilaian
1. Teknik : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uaraian
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal

1. Bacalah buku cerita yang kamu pilih, kemudian kerjakan kegiatan berikut!
2. Tulislah garis besar isi cerita anak yang kamu baca!
3. Identifikasilah perilaku atau kebiasaan yang terdapat dalam cerita anak yang kamu baca!
4. Tulislah realitas kehidupan anak yang tercermin dalam buku cerita anak yang kamu baca!
5. Bagaimana pendapatmu mengenai realitas kehidupan anak dalam cerita anak yang kamu baca?

Kriteria penskoran
Kegiatan Skor
Siswa menjawab tiap butir pertanyaan dengan tepat 5
Siswa menjawab namun jawaban kurang lengkap 3
Siswa menjawab tetapi salah 1
Siswa tidak menjawab apa-apa 0

Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (20)


Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7
Dst,




Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 16.1

Sekolah : SMP ..............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 16.Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi.

Kompetensi Dasar 16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

Indikator (1) Mampu menuliskan puisi berdasarkan pengamatan yang dicermati di sekitarnya.
(2) Mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik.
(3) Mampu mengomentari hasil puisi teman
(4) Mampu menyunting puisi yang ditulis sendiri
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan puisi berdasarkan pengamatan yang dilakukan di sekitarnya.
2. Siswa mampu menuliskan puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik.
3. Siswa mampu mengomentari puisi hasil karya teman.
4. Siswa mampu menyunting puisi hasil tulisan sendiri.
II. Materi Pembelajaran
1. Penulisan puisi keindahan alam

Contoh Puisi tentang Keindahan Alam
Keindahan alam semesta begitu banyak. Bukan hanya gunung dan sungai. Bukan hanya lautan dan teluk. bukan hanya hutan dan kolam. Planet, langit, awan, kandungan bumi, kandungan bulan, matahari, kicauan burung, cuaca, musim, dan sebagainya merupakan sumber inspirasi tentang keindahan alam. Coba cermati puisi karya Ramadhan KH berikut ini.
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir tipis, merdu
antara gundukan pohonan pina
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang- Tangkuban perahu
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah
Dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah kepewayangan.
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun.

Dalam puisi "Tanah Kelahiran I’, Ramadhan KH, dapat kita lihat bahwa selain dilukiskan mengenai gunung Burangrang dan Tangkubanprahu, diselipkan juga keceriaan kehidupan para gadis. Penulis mengaitkan jejak dari gunung ke suatu cerita mengenai dirinya dan kenangan manis kampung halamannya. Mungkin kenangan masa kecilnya. Kenangan itu mungkin sudah tak dapat ditemui lagi pada masa kini. Yang ada adalah hutan yang gundul, rumah- rumah beton,dan sebagainya.



2. Diksi dan rima penulisan puisi
Diksi adalah pilinan kata. Diksi dalam puisi biasanya padat, berisi, dan mempesona. Kala-kata dalam puisi biasanya bersifat konotatif, menyiratkan dan menyorotkan banyak makna tambahan. Imaji adalah daya untuk menggambarkan angan-angan atau fenomena yang hendak 1 dilukiskan. Ada tiga jenis imaji, yaitu imaji visual, imaji audiitif, dan imaji taktil. Imaji visual adalah penggambaran terkait dengan penglihatan, imaji auditif penggambaran terkait dengan pendengaran, imaji taktil penggambaran terkait dengan perasaan. Suasana adalah keadaar fisik atau psikis yang dilukiskan dalam puisi. Nada adalah maksud atau makna sebenarnya yang ingin diungkapkan penyair. Irama adalah keras lunak atau tinggi rendahnya nada yang tercipta oleh persajakan atau pilihan kata yang berimbang.
Rima adalah persamaan bunyi. Salah satunya adalah dengan pengulang kata dalam atau antarbaris. Dalam puisi bebas tidak ada aturan atau keharusan berima atau bersajak tertentu. Namun demikian penyair banyak mengupayakan munculnya rima karena mampu menimbulkan efek keindahan bunyi dan kedalaman makna. Lihat contoh puisi di atas, walau tidak berima penuh, sebagian baris menunjukkan adanyan rima. Perhatikan paduan kata merdu/ perahu pada akhir baris. Pengulangan kata jamrut pada baris 5,6,11, dan 12. Pengulangan kata berbunyi akhir kan, gundukan/ nyanyikan/ kenakan. Pengulangan kata berbunyi akhir an, pohonan/ tangkuban/ kepewayangan.

3. Komentar dan Penyuntingan puisi.
Komentar dan penyuntingan puisi dapat difouskan pada tiga aspek:
a. Aspek pemadatan : hilangkan kata yang tidak perlu, ganti kata yang maknanya datar (denotasi) dengan kata yang mengandung nilai rasa (konotasi) baik positif maupun negatif, mampu menimbulkan imajinasi.
b. Aspek rima : upayakan kata-kata yang dipilih banyak memiliki persamaan bunyi, dia awal, di tengah, dan di akhir baris.
c. Aspek isi : upayakan semua yang diuangkapkan mendukung topik, jika menggunakan bait upayakan juga ada kesatuan bait.
d. Aspek tipografi : model atau pola penulisan boleh meniru yang sudah ada, boleh juga mengkreasi sendiri, tetapi upayakan masih dalam model penulisan puisi.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati contoh puisi yang ditulis berdasarkan pengamatan keindahan alam yang ditampilkan model.
2. Siswa menyampaikan komentar mengenai diksi, rima puisi yang diamati kaitannya dengan keindahan alam.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mengamati lingkungan atau gambar-gambar keindahan alam di sekitar sekolah dilandasi rasa ingin tahu dan penuh perhatian.
2. Siswa mengidentifikasi keindahan alam dalam larik-larik puisi secara tepat
3. Siswa mengamati model larik-larik puisi tentang keindahan alam penuh perhatian.
4. Siswa mendiskusikan pilihan kata dan rima dalam model secara cermat.
5. Siswa menentukan topik puisi yang akan ditulis yang berkenaan dengan keindahan alam secara cermat.
6. Siswa menulis larik-larik puisi dengan mempertimbangkan pilihan kata dan rima yang sesuai dilandasi kerja keras dan percaya diri
7. Siswa menampilkan hasil pekerjaannya untuk dikomentari kelompok lain dilandasi kerja keras dan percaya diri.
8. Siswa memperbaiki hasil pekerjaannya berdasarkan hasil tanggapan kelompok lain secara cermat.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab tentang kesulitan siswa dalam mengungkapkan puisi dari pengamatan keindahan alam.
2. Siswa dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan akan datang .
10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa bertanya jawab terkait kegiatan sebelumnya.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik dilandasi kerja keras dan percaya diri.
2. Siswa menyunting puisi hasil tulisannya secara cermat.
3. Siswa menukarkan hasil pekerjaan puisinya dengan teman sebangku untuk diberi penilaian secara objektif.
4. Siswa menilai dan mengkomentari puisi karya temannya secara objektif dan santun.
5. Siswa dan guru menentukan tiga karya puisi terbaik berdasarkan penilaian kelompok lain secara objektif.
6. Tiga penulis puisi terbaik mendapat penghargaan dari guru dan temannya kerja keras dan percaya diri.
7. Siswa melaporkan hasil tulisan puisinya untuk dipajang di mading kelas kerja keras dan percaya diri.
8. Siswa menyimpulkan pelajaran secara reflektif.

60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai tanggapan siswa dalam menulis puisi tentang keindahan alam.
2. Menikmati pembacaan puisi karya terbaik untuk mengakhiri pelajaran.

10
Refleksi



V. Alat dan Sumber Belajar
1. Model puisi keindahan alam
2. Lingkungan alam /gambar lingkungan alam
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.128-130).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.208-212).



VI. Penilaian
1. Teknik : Tes unjuk kerja dan portofolio
2. Bentuk instrumen : Uji petik kerja produk dan dokumen puisi (draf 1) dan puisi yang sudah diperbaiki berdasarkan suntingan sendiri dan masukan teman.
3. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal

1) Tulislah puisi tentang keindahan alam dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik!
2) Suntinglah puisi yang kamu tulis, kemudian laporkan hasil kerjamu!

Rubrik Penilaian menulis puisi diisi oleh guru dan siswa pada saat pengamatan!
Berilah tanda (√ ) pada kolom sesuai nilai yang kamu berikan (1, 2, 3, 4, dengan ketentuan 1 = kurang; 2 = sedang; 3 = baik; 4 = sangat baik.

Nama : ......................................
Tanggal : ......................................
Judul puisi : ......................................
No Aspek Diskriptor 1 2 3 4
1 Tema Tema puisi yang ditulis sesuai dengan keindahan alam
2 Diksi Puisi tulisan siswa menggunakan diksi yang tepat dengan konteks.
3 Rima Puisi hasil karya siswa memiliki rima yang menarik.
4 Amanat Puisi tulisan siswa memiliki amanat tertentu sesuai konteks.
5 Imajinasi Puisi tulisan siswa memiliki daya imajinasi yang bagus.

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 sebagai berikut:



Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum


Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5
..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah



...................................................... ........................................
NIP NIP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS VII SM 1
KD 16.2

Sekolah : SMP .............
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar Kompetensi 16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman
melalui kegiatan menulis kreatif puisi.

Kompetensi Dasar 16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.

Indikator (1) Mampu menulis larik-larik puisi tentang peristiwa yang pernah dialami.
(2) Mampu menulis puisi dengan diksi yang tepat dan rima yang menarik.
(3) Mampu menyunting puisi hasil tulisan sendiri.
Alokasi Waktu : 4X 40 menit ( 2 pertemuan)

I. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan larik-larik puisi tentang peristiwa yang pernah dialami.
2. Siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik.
3. Siswa mampu menyunting puisi hasil tulisan sendiri.
II. Materi Pembelajaran
1. Penulisan puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
Contoh

Cintaku Jauh di Pulau
Karya Chairil Anwar
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar bulan memancar
Di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar
Angin membantu laut terang, tapi terasa
Aku tidak akan sampai padanya

Di air yang tenang di angin mendayu
Di perasaan pengabisan segala maju
Ajal bertahta, sambil berkata
"Tunjukkan perahu ke pangkuanku saja"

Amboi, Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?
Manisku jauh di pulau,
Kalau ku mati, dia mati iseng sendiri
(Semi, 1988:244)

Setiap peristiwa yang dialami, diamati, direnungkan seseorang dapat dijadikan bahan menulis puisi, yang menyenangkan atau menyedihkan. Caranya mudah, tulis saja dalam bentuk paparan narasi, lalu padatkan (buang kata yang tak penting, ganti kata yang biasa dengan kata yang maknanya lebih mendalam, bunyinya lebih menciptakan rima), dengan cara coret dan ganti, dan terakhir tata ulang tata penyajian (tipografi) agar berbentuk puisi.



2. Diksi dan rima dalam penulisan puisi.
Diksi adalah pilinan kata. Diksi dalam puisi biasanya padat, berisi, dan mempesona. Kala-kata dalam puisi biasanya bersifat konotatif, menyiratkan dan menyorotkan banyak makna tambahan. Imaji adalah daya untuk menggambarkan angan-angan atau fenomena yang hendak 1 dilukiskan. Ada tiga jenis imaji, yaitu imaji visual, imaji audiitif, dan imaji taktil. Imaji visual adalah penggambaran terkait dengan penglihatan, imaji auditif penggambaran terkait dengan pendengaran, imaji taktil penggambaran terkait dengan perasaan. Suasana adalah keadaar fisik atau psikis yang dilukiskan dalam puisi. Nada adalah maksud atau makna sebenarnya yang ingin diungkapkan penyair. Irama adalah keras lunak atau tinggi rendahnya nada yang tercipta oleh persajakan atau pilihan kata yang berimbang.
Rima adalah persamaan bunyi. Salah satunya adalah persamaan bunyi akhir baris. Dalam puisi bebas tidak ada aturan atau keharusan berima atau bersajak tertentu. Namun demikian penyair banyak mengupayakan munculnya rima karena mampu menimbulkan efek keindahan bunyi dan kedalaman makna. Lihat contoh puisi di atas, walau tidak berima penuh, sebagian baris menunjukkan adanyan rima. Perhatikan paduan kata memancar/ si pacar, terasa/ padanya, mendayu/ maju, berkata/ saja, kutempuh/ merapuh, dulu/ cintaku.

3. Penyuntingan puisi.
Penyuntingan puisi dapat difouskan pada tiga aspek:
a. Aspek pemadatan : hilangkan kata yang tidak perlu, ganti kata yang maknanya datar (denotasi) dengan kata yang mengandung nilai rasa (konotasi) baik positif maupun negatif, mampu menimbulkan imajinasi.
b. Aspek rima : upayakan kata-kata yang dipilih banyak memiliki persamaan bunyi, dia awal, di tengah, dan di akhir baris.
c. Aspek isi : upayakan semua yang diuangkapkan mendukung topik, jika menggunakan bait upayakan juga ada kesatuan bait.
d. Aspek tipografi : model atau pola penulisan boleh meniru yang sudah ada, boleh juga mengkreasi sendiri, tetapi upayakan masih dalam model penulisan puisi.

II. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Inkuiri
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa mencermati contoh puisi yang ditulis berdasarkan peristiwa yang pernah dialami model.
2. Siswa menyampaikan komentar mengenai diksi, rima puisi yang diamati kaitannya dengan peristiwa yang dialami.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10
Tanya jawab
Inquiri

B. Kegiatan Inti
1. Siswa mengidentifikasi peristiwa yang pernah dialami secara sistematis dan runtut.
2. Siswa memilih salah satu peristiwa yang dialami untuk dijadikan puisi secara tepat.
3. Siswa menulis larik-larik puisi dilandasi kerja keras.
4. Siswa mendiskusikan larik-larik puisi untuk ditanggapi teman kelompok kerja keras dan percaya diri.
5. Siswa memperbaiki larik-larik puisi yang ditulisnya secara tepat.
60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai tanggapan siswa dalam menulis puisi tentang peristiwa yang dialami.
2. Menikmati pembacaan salah satu puisi karya siswa untuk mengakhiri pelajaran.
10
Refleksi

Pertemuan Kedua
Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
A. Kegiatan awal
1. Siswa bertanya jawab terkait kegiatan sebelumnya.
2. Siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 10
Tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Siswa menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik berdasarkan peristiwa yang dialaminya dilandasi kerja keras dan percaya diri.
2. Siswa menyunting puisi hasil tulisannya secara cermat.
3. Siswa menukarkan hasil pekerjaan puisinya dengan teman sebangku untuk diberi penilaian secara objektif.
4. Siswa menilai dan mengkomentari puisi karya temannya secara objektif dan santun.
5. Siswa dan guru menentukan tiga karya puisi terbaik berdasarkan penilaian kelompok lain secara objektif.
6. Tiga penulis puisi terbaik mendapat penghargaan dari guru dan temannya kerja keras dan percaya diri.
7. Siswa melaporkan hasil tulisan puisinya untuk dipajang di mading kelas dilandasi kerja keras dan percaya diri.
8. Siswa menyimpulkan pelajaran secara tepat.
60
Penugasan

Learning Community

Diskusi
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai tanggapan siswa dalam menulis puisi tentang keindahan alam.
2. Menikmati pembacaan puisi karya terbaik untuk mengakhiri pelajaran.

10
Refleksi
V. Alat dan Sumber belajar
1. Model puisi
2. Peristiwa yang dialami
3. Buku Belajar Berbahasa Belajar Berkomunikasi: Barokah,dkk. (hal.128-130).
4. Bahasa dan Sastra Indonesia: Nurhadi,dkk. (hal.208-212).

VI. Penilaian
1. Teknik : Tes unjuk kerja dan portofolio
2. Bentuk instrumen : Tes Uji petik kerja produk dan dokumen puisi (draf 1) dan
3. puisi yang sudah diperbaiki.
4. Instrumen penilaian

Lampiran 1: Contoh lembar soal
(1) Tulislah puisi tentang peristiwa yang pernah kamu alami dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik!

Rubrik Penilaian menulis puisi diisi oleh guru dan siswa!
Berilah tanda (√ ) pada kolom sesuai nilai yang kamu berikan (1, 2, 3, 4, dengan ketentuan 1 = kurang; 2 = sedang; 3 = baik; 4 = sangat baik.





Nama : ......................................
Tanggal : ......................................
Judul puisi : ......................................
No Aspek Diskriptor 1 2 3 4
1 Tema Tema puisi yang ditulis sesuai dengan keindahan alam
2 Diksi Puisi tulisan siswa menggunakan diksi yang tepat dengan konteks.
3 Rima Puisi hasil karya siswa memiliki rima yang menarik.
4 Amanat Puisi tulisan siswa memiliki amanat tertentu sesuai konteks.
5 Imajinasi Puisi tulisan siswa memiliki daya imajinasi yang bagus.

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 sebagai berikut:


Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum


2) Suntinglah puisi tentang peristiwa yang kamu alami!

Kriteria penskoran
Kegiatan Skor
Siswa menulis puisi dan disunting sesuai dengan kesalahannya secara tepat 5
Siswa menulis puisi dan disunting sesuai dengan kesalahannya tetapi kurang lengkap 3
Siswa menulis puisi dan disunting tetapi salah 1
Siswa tidak menjawab apa-apa 0

Keterangan:
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor
Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................
Skor maksimum (5)

Format pengamatan kegiatan diskusi kelompok.

No Nama siswa Keaktifan
Keseriusan
Inisiatif

1
2
3
4
5
7

Keterangan:
1. Berilah tiap kolom kegiatan dengan nilai A = sangat baik; B = baik ; C = cukup baik ; dan
K = kurang baik
2. A = 8,5—10 B = 6,5—8 C = 5,5—6 K = 0—5

..............................., ...........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah


...................................................... ........................................
NIP NIP